Dengan pidato utamanya di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) di Glasglow, Skotlandia, Presiden Joko "Jokowi" Widodo tampaknya telah menyentuh hati para pendukung aksi iklim global.
Di satu sisi, ia memamerkan pencapaian Indonesia dalam membatasi deforestasi serta pekerjaan lain yang telah dilakukan menjelang KTT penting tersebut.
Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa negara-negara yang lebih kaya dan lebih maju harus menanggung biaya untuk membantu negara-negara dengan sumber daya yang lebih sedikit.
Namun bagi para aktivis lingkungan di Indonesia, Jokowi hanya melontarkan lagu-lagu basa-basi yang gagal menyentuh orang-orang yang paling terkena dampak perubahan iklim.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: