Bupati Dairi dr Eddy keleng Ate Berutu saat mengenakan pakaian dari ulos Silahisabungan (ANTARA/HO)
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, Sumatera Utara (Sumut) terus berupaya mendorong pengembangan tenun ulos Silahisabungan. Sejumlah upaya serius pun gencar dilakukan agar kain tenun khas Batak itu lebih dikenal sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian daerah.
Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Beuru mengatakan untuk pengembangan ulos Silahisabungan hal pertama yang dilakukan adalah mendiversifikasi produk ulos.
Tak tanggung-tanggung untuk bagian ini Pemkab langsung bekerja sama dengan desainer ternama, Merdi Sihombing.
"Kita membuat desain baru yang berasal dari kearifan lokal dengan mengundang desainer Merdi Sihombing yang nantinya membantu dalam pembuatan desain. Selain itu bahan baku yang digunakan juga benang yang berbeda dengan benang ulos umumnya dan untuk pewarnaan menggunakan pewarna alami yang diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh di Silalahi," bebernya, seperti yang dikutip Indozone dari Antara Selasa (19/10/2021).
Meski begitu, ia mengakui ada beberapa kendala dalam proses pengemabangan kain ulos tersebut. Diantaranya seperti masalah kesejahteraan penenun dan terbatasnya pembiayaan dan pemasaran.
Namun, ia optimis hal itu bukanlah hal yang tak bisa diatasi sebab Pemkab Dairi telah menggandeng perusahaan untuk memanfaatkan dana CSR.
"Pemerintah Kabupaten Dairi bersama Dekranasda Dairi hadir untuk terus berupaya mengatasi masalah tersebut. Kita juga minta dukungan dana CSR perusahaan sebagai bentuk kolaborasi yang telah dilakukan."
Selain itu upaya merambah pasar digital juga sudah dilakukan Pemkab.
"Untuk pemasaran, Pemerintah Kabupaten Dairi juga mendorong para UKM/IKM onboarding untuk ekspansi ke pasar digital," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Dairi, Romy Mariani mengungkap tantangan lainnya adalah sulitnya mengajak anak muda untuk melestarikan kekayaan budaya ini.
Oleh karena itu dia mengimbau pihak terkait untuk saling bersinergi demi perkembangan dan eksistensi ulos Silahisabungan.
"Tantangan lainnya regenerasi para petenun, anak muda tidak tertarik menjadi petenun karena tidak memiliki penghasilan yang menarik. Kami harapkan juga dukungan dari pihak-pihak terkait sehingga para petenun ulos Silalahi tetap dapat berproduksi," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: