Mensos Risma ancam tembak pegawai rendahan saat rapat bansos di Gorontalo (Ist))
Menteri Sosial RI Tri Rismaharini kembali mempertontonkan aksinya marah-marah ke pegawai rendahan.
Datang sebagai tamu ke Gorontalo dalam rapat bersama sejumlah pejabat di Gorontalo membahas penyaluran bantuan sosial (bansos), Risma marah-marah kepada seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Gorontalo, Kamis (30/9/2021).
Risma diduga marah karena kesal mendengar tudingan bahwa Kemensos mencoret sejumlah nama dari data penerima bansos PKH.
Dalam video yang beredar, terlihat bagaimana Risma bangkit dari kursinya dan mendatangi pendamping PKH tersebut sambil marah-marah. Ia bahkan mengucapkan kata 'tembak' kepada pegawai itu.
"Bukan dicoret ya! Tak tembak kamu! tak tembak kamu!" ujar Risma sambil menudingkan penanya, seolah-olah memegang pistol.
Risma menegaskan bahkan Kemensos tidak pernah mencoret data penerima bansos. Dia mengaku bahwa Kemensos justru menambah data penerima bansos setiap beberapa periode sekali.
"Data-data itu yang sering kamu fitnah. Itu saya yang kena. DTKS dicoret, saya tidak pernah nyoret, semua daerah kita tambah, ngapain aku nyoret?" kata Risma.
Setelah kembali tenang, Risma lantas Risma meminta agar bantuan pangan non-tunai (BPNT) untuk sementara disalurkan dalam bentuk tunai di Provinsi Gorontalo.
Rism bilang, BPNT periode Juli hingga September 2021 akan disalurkan dalam bentuk tunai karena keluarga penerima manfaat program bantuan di Provinsi Gorontalo belum semuanya menerima Kartu Keluarga Sejahtera.
"Kita sepakat dengan bank bahwa mereka akan distribusikan untuk kecamatan terdekat dan itu dalam bentuk cash (tunai), jadi bukan dalam bentuk kartu," katanya.
Menteri sosial bu Risma lagi marah marah saat kunjungan ke gorontalo pic.twitter.com/95TzuEJyzc
— GUNTUR PULUHULAWA (@numadayana) September 30, 2021
Menanggapi sikap Risma tersebut, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta Presiden Jokowi agar mengevaluasi kinerja Risma. Sebab, kata Rusli, bukan kali ini saja Risma marah-marah di depan umum seperti ini.
"Mumpung Pak Presiden juga bisa lihat di Youtube, di mana-mana karena sudah ribut. Memperingati stafnya karena seperti itu," ujar Rusli, Jumat (1/10).
Rusli menyentil jabatan Risma sebagai menteri yang tidak sesuai dengan sikapnya.
“Pangkat, jabatan, harus kita jaga. Tidak ada artinya pangkat ini. Semua (bakal) kita tinggalkan. Kalau pun toh dia salah ya dikoreksi, di depan umum lagi,” ujar dia.
Rusli masygul melihat pegawainya dimarahi Risma di depan umum.
"Itu pegawai saya. Meskipun dia pegawai rendahan tapi dia manusia juga. Saya alumni STKS, tahun 80-an sudah kenal menteri Nani Soedarsono, para Dirjen, tapi tidak ada yang sikapnya begitu. Saya tersinggung, saya enggak terima,” ujar Rusli.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: