Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim (Foto: ANTARA/Aditya Rohman)
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim angkat bicara perihal ditemukannya 2,77% atau sekitar 1.301 klaster Covid-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM).
Menurut Nadiem, pihaknya akan terus memantau temuan tersebut. Namun, bukan berarti PTM akan diundur.
“Bukan berarti PTM-nya akan diundur, masih harus jalan, terbuka,” kata Nadiem di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/9/2021).
Hanya saja, menurut Nadiem nantinya sekolah yang ditemukan klaster tersebut harus segera ditutup.
“Tapi sekolahnya masing-masing kalau ada kasus klaster ya harus ditutup segera, memang seperti itu,” urainya.
Di sisi lain, Nadiem mengutarakan PTM terbatas tetap dilanjutkan. Namun, protokol kesehatan (prokes) harus dikuatkan agar tak ada lagi klaster bermunculan.
“Tidak-tidak. PTM terbatas masih dilanjutkan, prokes harus dikuatkan, dan sekolah-sekolah dimana ada situasi seperti itu harus ditutup segera sampai aman,” tegasnya.
BACA JUGA: Disdik DKI Kaget Ternyata Ada Temuan 25 Klaster Covid-19 di Sekolah
Pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dilaksanakan di sejumlah wilayah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1-3. Namun selama PTM ini ternyata ditemukan klaster penularan Covid-19 di sekolah.
Berdasarkan catatan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sampai dengan hari ini, Rabu 22 September 2021 tercatat ada 2,77% atau sekitar 1.301 klaster terjadi selama PTM.
Namun demikian, untuk pembelajaran tatap muka yang tidak ditemukan klaster Covid-19 ada 45.614 atau sekitar 97.23%. Hal ini diketahui sebagaimana survei kesiapan PTM yang diikuti oleh 46.913 sekolah sebagai responden dan di publish dalam laman Kemendikbud Ristek.
Dari total 1.301 klaster terjadi selama PTM, ditemukan juga sebanyak 7.287 pendidik dan tenaga kependidikan terpapar Covid-19. Setelah itu ada 15.642 peserta didik terpapar virus Corona.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: