Kelompok Taliban bersenang-senang di gym. (Twitter)
Para tentara dan kelompok Taliban kini tengah bersenang-senang setelah mereka berhasil mengambilalih kekuasaan di Afghanistan.
Hanya berselang beberapa jam setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri, Taliban kini sudah menguasai Kompleks Istana Presiden di Kabul.
Dalam video yang beredar di media sosial, mereka tampak berolahraga di gymnasium Istana Kepresidenan.
????? "#??????" ??????? ??????? ?? ???? ??? ?????? ??????? ?? #???? pic.twitter.com/A2ZraOqHtm
— Mulhak ???? ???????? (@Mulhak) August 16, 2021
Ada yang main katrol untuk mengembangkan sayap, ada yang main barbel untuk otot biseps, ada pula yang main skuad.
Seorang di antara mereka yang hanya merekam, tampak masih mengemban rudal di punggungnya.
Di video lain, mereka tampak bersenang-senang dengan bermain bom-bom car.
Sambil saling menabrak satu sama lain, mereka tertawa gembira atas keberhasilan mereka menguasai Afghanistan.
Setelah 20 tahun dalam goa. pic.twitter.com/OlKbGWn2PL
— Bandit Merah Putih (@EnggalPamukty) August 17, 2021
Amatan Indozone pada video yang beredar, beberapa di antara mereka masih menenteng senjata laras panjang saat menaiki bom-bom car.
Seperti diketahui, Taliban menguasai Kabul pada hari Minggu (15/8/2021) setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri.
Sikap Ghani menandai akhir kampanye dua dekade di mana AS dan sekutunya mencoba untuk mengubah Afghanistan.
Pasukan keamanan negara yang dilatih Barat juga melarikan diri menjelang rencana penarikan pasukan Amerika terakhir pada akhir bulan.
Sementara itu, militer AS dan pasukan Barat lainnya terus mengorganisir evakuasi warga.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan orang berlari melintasi landasan saat pasukan AS melepaskan tembakan peringatan ke udara.
Dalam video lain, ratusan orang terlihat berlari di samping pesawat angkut C-17 Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan pacu.
Beberapa menempel di sisi jet sesaat sebelum lepas landas. Video lain menunjukkan beberapa orang terjatuh di udara saat pesawat dengan cepat mencapai ketinggian.
Seorang pejabat militer senior yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa kekacauan itu menewaskan tujuh orang, termasuk beberapa yang jatuh dari penerbangan.
Seorang warga bernama Shafi Arifi, yang memiliki tiket untuk melakukan perjalanan ke Uzbekistan pada hari Minggu, tidak dapat naik ke pesawatnya karena penuh dengan orang-orang yang berlari melintasi landasan. Tidak ada polisi ataupun staf bandara yang terlihat.
“Tidak ada ruang bagi kami untuk berdiri,” kata pria berusia 24 tahun itu. “Anak-anak menangis, wanita berteriak, pria muda dan tua sangat marah dan kesal, tidak ada yang bisa mendengar satu sama lain. Tidak ada oksigen untuk bernapas.”
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: