Kolase foto Cornelia Fransisca dan Lionardi Syahputra dan Mery Anastasia semasa pacaran. (instagram)
Cornelia Fransisca, adik kandung dari Lionardi Syahputra (34 tahun), pria pemilik bengkel yang tewas dalam insiden pembakaran bengkel yang dilakukan oleh dokter Mery Anastasia (30 tahun) pada Sabtu dini hari (7/8/2021) lalu, menyampaikan curahatan hatinya terkait kematian kakak, ayah, dan ibu kandungnya.
Melalui akun Instagram-nya, Cornelia Fransisca yang biasa disapa Sisca, mengatakan bahwa dirinya sangat terpukul atas apa yang menimpa keluarganya.
"Saat ini saya seperti hidup dalam mimpi, ingin semua ini tidak nyata. Belum bisa percaya dengan apa yang menimpa keluarga kami," tulisnya, Sabtu malam (14/8/2021).
Menurut Sisca, kakaknya, Lionardi, adalah orang baik yang sangat sayang padanya, serta tidak pernah marah dan tidak pernah "main tangan" jika berkelahi dengannya.
Sisca juga bilang, kakaknya suka membantu pelanggan di bengkelnya yang motornya mogok saat bengkelnya sudah di jam tutup.
"Walaupun mekanik sudah pulang dan bengkel sudah mau tutup, dia paling bawel untuk bantuin pelangan meski gak terlalu bisa pegang motor. Dia selalu berusaha bantu karena tahu bengkel lain udah pada tutup. Koko (kakak) hatinya baik dan suka menolong," ungkap Sisca.
Dengan kematian kakak, ayah, serta ibunya, Sisca mengungkapkan bahwa dirinya bingung dan sedih karena harus menjadi kepala keluarga saat ini.
"Saya begitu kuatir menghadapi semua ini, kehilangan 'RUMAH' sesungguhnya dalam kutip 'KELUARGA'. Tidak saja rumah terbakar, tapi dalam hitungan jam saya tidak ada lagi Papa, Mama, dan Koko yang bisa dipanggil," kata perempuan berusia 22 tahun itu.
Sisca, yang selamat bersama adiknya, Nando, kini harus bertahan hidup tanpa orang tua dan kakak tertua mereka. Tak cuma itu, mereka juga kehilangan rumah.
"Tidak ada kata-kata terakhir dari Papa, tidak sempat mendengar pesan terakhir dari Mama. Yang ada hanya suara teriakan mereka minta tolong: 'Toloooongggg, tolong kami' Papa Mama menjerit karna panas api yang terus menjilat," kisah Sisca, terkenang momen peristiwa tragis tersebut.
Menurutu Sisca, apa yang dilakukan oleh Mery Anastasia sungguh keterlaluan.
"Mengapa ada orang yang begitu sampai hati membakar sesama manusia. Jika Kokoku ada salah, mengapa tidak mereka selesaikan baik-baik. Mengapa mereka buat kesalahan tapi keluarga kami yang dibakar. Tuhan ampunilah dosanya," lanjut Sisca.
Sisca mengungkapkan, pascatragedi tersebut, ia dan adiknya begitu terpukul. Mereka mencoba tegar di hadapan orang-orang, namun tetap saja, peristiwa Sabtu dini hari itu masih terngiang-ngiang di kepala mereka.
"Ya Tuhan, kami begitu ketakutan. Kami begitu trauma. Salah apa kami adik-adiknya sampai mau dibunuh dengan cara sekeji itu? Benar-benar gemetar kami kalau mengingatnya," ungkapnya.
Tak hanya itu, Sisca pun bingung bagaimana untuk melanjutkan usaha keluarga tatkala semua yang ada di bengkel mereka hangus terbakar.
"Kami sangat trauma, ketakutan dan sedih, karena hanya hitungan jam saja kami sudah menjadi anak yatim piatu, dunia kami berubah total," katanya.
Yang bikin nestapa Sisca tambah besar, adalah pemberitaan di media massa yang dia nilai telah menggiring opini yang menyudutkan keluarganya.
"Media begitu mudahnya menulis seolah-olah pihak keluarga kami yang bersalah. Padahal kehadian wanita kejam itu ketahuan hamil cuma satu hari dari dia membakar rumah kami," katanya.
Menurut keterangan polisi, usia kehamilan Mery sendiri adalah 4 minggu.
"Mama saya baru tahu dia hamil diberitahu oleh Koko saya tanggal 5 Agustus pukul 10-an malam. Dan mama bilang kalu hamili anak orang WAJIB tanggung jawab," lanjut Sisca.
Sisca mengungkapkan, berdasarkan pengakuan kakaknya kepada ibunya, Mery mencoba meminta uang Rp300 juta atas kehamilannya.
"Koko saya bilang wanita itu minta 300 juta karna dia sudah hamil," tulis Sisca.
Dari curhatan Sisca, terungkap bahwa dokter Mery dan Lionardi telah berpacaran selama dua tahun sebelum pembakaran bengkel tersebut.
Namun, kata Sisca, hubungan keluarganya dengan Mery tidak dekat. Ia sendiri jarang berkomunikasi dengan Mery.
"Dua tahun dia pacaran dengan Koko, jujur kami tidak dekat. Tidak tahu mengapa kira jarang ngobrol, cuma sempat sekali dua kali pas saya sakit di bulan Januari sebelum saya sidang. Dan dia sebagai dokter menanyakan kabar dan mengarahkan saya yang saat itu takut kena COVID. Tapi puji Tuhan saya sembuh dan setelah itu kami tidak pernah berkomunikasi sama sekali," katanya.
Selain diduga memeras sebanyak Rp300 juta, Sisca juga menyebut bahwa Mery sempat ingin mengambilalih bengkel milik keluarga mereka.
"Saya ada dengar kalau dia minta 300 juta ke Koko karna dia hamil dan minta ambil alih bengkel dipegang dia dan Papa Mama diminta cari rumah sendiri dan setiap bulan dikasih jatah berapa duit untuk Papa Mama dan kami adik-adiknya," aku Sisca.
Seperti diketahui, Mery Anastasia tega membakar bengkel milik keluarga Lionardi karena kesal dirinya hamil namun tidak dinikahi oleh Lionardi.
Puncaknya, Jumat malam (6/8/2021), sekitar pukul 23.30 WIB, Mery mencoba sekali lagi menuntut tanggung jawab dari Lionardi. Ia meminta Lionardi menikahinya.
Namun, lagi-lagi Lionardi menolak dengan alasan orang tuanya tidak setuju bila ia menikah dengan Mery.
Mereka pun sempat bertengkar di depan bengkel milik keluarga Lionardi. Saat itu, Mery mengancam akan membakar bengkel motor milik keluarga Lionardi.
Setelah bertengkar, Mery pun pergi dengan mobilnya, Mitsubishi Xpander bernomor pelat B 2796 UOW.
Merasa bahwa Mery hanya menggertak sambal, Lionardi pun masuk ke dalam rumah dan tidur.
Namun rupanya, Mery tidak main-main dengan ucapannya. Ia kembali lagi ke rumah Lionardi dengan membawa 10 liter bensin Pertamax yang dikemas dari 9 bungkus plastik.
Karena sudah gelap mata, Mery pun menyiramkan bensin yang sudah dibelinya itu dan membakar bengkel tersebut.
Api cepat membesar dan ledakan demi ledakan terus terdengar.
Lionardi, ayah dan ibunya, serta dua adiknya, kalang kabut di lantas atas rumah mereka.
Bangunan bengkel tersebut sendiri merupakan ruko tiga lantai. Lionardi dan keluarganya terjebak di lantai atas.
Dua adiknya, yakni Nando (20 tahun) dan Sisca, berhasil menyelamatkan diri meski mengalami luka bakar lumayan parah.
Sedang Lionardi sendiri, serta ayah dan ibunya, Edy Syahputra (66 tahun) dan Lilys Tasim (55 tahun), tewas terjebak kobaran api.
Akibat perbuatannya, Mery pun ditetapkan sebagai tersangka. Barang bukti berupa bensin jenis Pertamax diamankan polisi dari tangannya.
Tak cuma itu, di lokasi, polisi juga menemukan alat tes kehamilan merek One Med.
Setelah jadi tersangka, Mery kini dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana. Ia terancam hukuman 20 tahun penjara atau hukuman mati.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: