Koordinator Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur, Rijal Al Huda mengatakan, jumlah kematian warga negara Indonesia (WNI) di wilayah kerja Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dalam dua bulan terakhir mengalami peningkatan. Baik itu akibat terpaparnya COVID-19 maupun non-COVID-19.
Angka kematian yang meningkat, dikatakanya, terjadi pada bulan Juni dan Juli. Ia menjelaskan, semakin banyak WNI yang meninggal karena COVID-19.
"Bahkan, mayoritasnya meninggal di luar rumah sakit atau memang tidak menjalani perawatan di rumah sakit," tuturnya, seperti yang dikutip Indozone, Jumat, (30/7/2021).
Diungkapkannya, saat ini KBRI Kuala Lumpur bekerja sama dengan Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia (AOMI) di Malaysia telah menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak COVID-19. Selain itu juga membantu program rekalibrasi pulang pekerja migran nonprosedural.
Sementara itu, ia katakan data yang beredar di AOMI menyebutkan permintaan surat keterangan kematian di KBRI Kuala Lumpur pada Juni mencapai 220 orang.
Berdasarkan informasi, ia ungkapkan, dalam sejarah Perwakilan RI di Kuala Lumpur, belum pernah terjadi dalam satu bulan ada permintaan surat kematian lebih dari 160 orang.
Di sisi lain, Ketua Badan Perwakilan KNPI Malaysia Tengku Adnan, mengatakan akibat COVID-19 banyak pekerja migran yang menjadi korban dan meninggal dunia.
Beberapa waktu lalu, ia mendistribusikan bantuan logistik KBRI Kuala Lumpur kepada sejumlah petugas kebersihan WNI, di Bistari Condominium. Namun, dua orang di antaranya kemudian terpapar COVID-19 dan meninggal dunia. Kemudian, satu di antara petugas kebersihan tersebut meninggal bersama suaminya.
Oleh karena itu, sejumlah ibu-ibu WNI di kondominium tersebut kemudian melakukan gerakan penggalangan asupan multivitamin untuk para tenaga kebersihan dan petugas keamanan.
Sementara itu, pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia membentuk Satuan Tugas COVID-19. Hal itu dilakukan karena semakin banyaknya insiden orang yang wafat, sakit, atau terdampak ekonomi terkait COVID-19.
Ketua PCIM Malaysia, Assoc Prof Sonny Zulhuda, megatakan, Pimpinan PCIM telah mengambil keputusan untuk membentuk satuan tugas khusus menyikapi perkembangan tersebut.
"Satgas ini menghimpun unsur pimpinan PCIM, Majelis Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Umat, ranting, Lazismu dan Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (MDMC) agar dapat bergerak cepat dalam koordinasi yang intensif," katanya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: