Kisah bocah 10 tahun bernama Alviano Dava Raharjo yang kini tinggal sebatang kara setelah orangtuanya meninggal karena COVID-19 membuat publik terenyuh. Di tengah suasana duka setelah kehilangan orangtua, dia harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya di kawasan Kampung Linggang Purwerejo, RT 04 Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat.
Cerita pilu ini rupanya sampai ke Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor. Sang gubernur siap mengadopsi Vino jika keluarga Vino memberi izin. Isran bahkan mengatakan ingin menjamin pendidikan Vino sampai ke perguruan tinggi.
"Saya sudah bicara dengan istri dan anak-anak saya. Saya akan berkomunikasi dengan keluarga Vino. Saya akan ambil (adopsi) dia sebagai anak angkat. Tidak berpikir legal atau tidak legalnya, tetapi agar anak ini bisa berkembang," kata Isran.
"Saya punya rasa empati, kata ibu oke, tidak masalah. Kita ambil kalau dia mau. Mudah-mudahan dia mau. Kalau pun dia tidak mau, kita tetap melakukan pembinaan sampai pendidikan dia ke perguruan tinggi. Intinya siap menjamin pendidikan Vino," sambungnya.
Hal ini diungkapkan oleh Isran saat menghadiri dialog interaktif pada sebuah acara di televisi. Dialog ini sendiri juga dihadiri paman Vino, Margono.
Menjawab tawaran Isran, Margono mengatakan masih belum bisa memberi jawaban. Namun, ia sangat berterimakasih atas niat baik Isran.
"Kami selaku keluarga terimakasih ke pak Gubernur sekaligus mohon maaf sebesar-besarnya, masalah itu pihak keluarga belum bisa memberikan sebuah jawaban. Karena posisi Vino yang lebih berkuasa atas hak asuh itu mbahnya di Jawa. Kalau masalah itu kami rundingkan dulu dengan yang berhak," kata Margono.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: