Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Martina Yulianti, menantang orang-orang yang menganggap Covid-19 hanyalah rekayasa.
Martina menantang kelompok tersebut untuk magang 1 hari di ruang UGD Covid-19 dan 1 hari di ruang jenazah.
"Jikalau ada yg masih memandang hal ini sesuatu yg di buat2, di rekayasa, mengandung modus…saya TANTANG KAMU untuk magang 1 hari di UGD COVID, 1 hari di RUANG JENAZAH," tulis Martina di akun Facebooknya, dikutip Rabu (21/7/2021).
Tantangan itu bukan tanpa sebab. Wanita yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara ini merasa geram melihat orang-orang yang menutup mata dengan bencana yang terjadi saat ini.
Dia sering menjumpai orang yang menelan mentah-mentah hoax soal Covid-19 atau menuduh Covid-19 hanyalah rekayasa antek asing. Akibatnya, pandemi Covid-19 terus menghantui Indonesia dan membuat banyak orang meninggal.
"KORBAN TERUS BERJATUHAN DI DEPAN MATA KITA…banyak anak yg sdh menjadi yatim piatu, banyak keluarga yg telah kehilangan tulang punggung keluarganya," lanjutnya.
Informasi hoax yang disebarkan oleh "Covidiot" itu membuat warga biasa menjadi tak lagi peduli dengan prokes Covid-19 dan menolak divaksin.
"Kalau anda pernah sekolah…jangan lah menjadi anggota klub COVIDIOT," tegasnya.
Martina juga dengan sedih mengabarkan bahwa beberapa rumah sakit harus menutup UGD sementara karena pasien Covid-19 yang membludak.
"RS ada batas kemampuan…ibarat ember yg hanya bisa menampung air 1 Liter harus di isi air 2 Liter pasti akan luber kemana2," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: