Ilustrasi kapal selam. (pixabay/12019).
Kapal Selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak di perairan Bali, pada Rabu (21/4/2021) pagi. Pencarian pun masih dilakukan hingga kini.
Menanggapi peristiwa hilang kontaknya kapal selam milik TNI AL, Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati atau akrab disapa Nuning menjelaskan, ini memang kecelakaan kapal selam pertama di Indonesia.
"Lost contact KRI Nanggala-402 sebenarnya masih ada peluang untuk melakukan Combat SAR. Kemampuan menyelam normal pada ambang batas kedalaman operasional adalah 48 jam ditambah cadangan darurat untuk 24 jam sehingga total 72 jam," kata Nuning kepada Indozone, Kamis (22/4/2021).
Dia menambahkan, dengan adanya kemampuan tersebut, maka kesempatan masih terbuka melakukan operasi Combat SAR atau misi penyelamatan KRI Nanggala sampai dengan 58-60 jam ke depan setelah dilaporkan hilang kontak.
"Kesempatan ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan mengundang Angkatan Laut negara lain untuk melaksanakan misi kemanusiaan tersebut," tegas dia.
"Kita ketahui tidak banyak Angkatan Laut yang memiliki kapal tender kapal Selam untuk operasi salvage dan/atau combat SAR," sambungnya.
Nuning berharap, pihak TNI AL segera mengundang bantuan internasional untuk dapat melakukan pencarian KRI Nanggala-402.
Baca Juga: Jadi Sorotan Dunia, Menlu Australia Siap Bantu Apapun untuk Temukan KRI Nanggala
"Yang penting saat ini TNI AL dapat segera menyelenggarakan konferensi pers untuk mengundang bantuan internasional," tutur mantan anggota Komisi I DPR RI itu.
Sebelumnya diberitakan, pencarian KRI Nanggala-402 masih terus dilakukan dengan mengirimkan KRI Rigel dari Dishidros Jakarta dan KRI Rengat dari Satuan Ranjau untuk membantu pencarian dengan menggunakan side scan sonar.
TNI AL juga telah mengirimkan distres ISMERLO (International Submarine Escape and Rescue Liaison officer).
Beberapa negara sudah merespons dan siap memberikan bantuan, di antaranya adalah AL Singapura, AL Australia, dan AL India.
Menlu Australia, Marise Payne menyebut, akan memberikan semua bantuan untuk pencarian kapal selam Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali dengan total 53 awak di dalamnya.
Diketahui, KRI Nanggala-402 dibuat pada tahun 1977 di HDW (Howaldtswerke Deutsche Werft) Jerman dan bergabung dengan jajaran TNI AL pada tahun 1981.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: