Ilustrasi vaksinasi Covid-19. (REUTERS/Ronen Zvulun).
Seorang ulama rezim Iran di kota suci Qom pada Selasa mengeluarkan kata-kata tak berdasar terhadap orang-orang yang divaksinasi Covid-19. Ia mengklaim bahwa mereka menjadi gay setelah disuntik vaksin.
Melansir Attitude, Ayatollah Abbas Tabrizian menulis di platform media sosial Telegramnya terkait pernyataan tak berdasar tersebut.
“Jangan mendekati mereka yang pernah mendapatkan vaksin Covid. Mereka telah menjadi homoseksual.," tulisnya.
Tabrizian memiliki sejarah opini yang merendahkan tentang pengobatan Barat. Tahun lalu, sebuah video menunjukkan dia membakar Manual Pengobatan Harrison dan mengatakan bahwa 'pengobatan Islam' telah membuat buku-buku seperti itu "tidak relevan," menurut sebuah artikel di situs Radio Farda, cabang Iran dari Radio Free Europe yang didanai AS
“Seperti ulama lain di rezim, Tabrizian juga menghubungkan semua kekurangan [kekurangan] dengan seksualitas,” Sheina Vojoudi, seorang pembangkang Iran yang melarikan diri dari Republik Islam Iran karena penindasan, mengatakan kepada The Jerusalem Post pada hari Minggu.
Baca Juga: Pihak WHO Bantah Pernyataan Virus COVID-19 Berasal dari Laboratorium di China
"Para ulama di Iran menderita karena kurangnya pengetahuan dan kemanusiaan. Sebenarnya, tujuannya menyebarkan hal-hal yang tidak masuk akal adalah mencoba menakut-nakuti orang agar tidak divaksinasi, sementara pemimpin rezim dan pejabat lainnya mendapat Pfizer, dan mereka tidak memberikannya kepada masyarakat dengan alasan tidak ' Jangan percaya pada Barat,” katanya.
Menurut Peter Tatchell, juru kampanye hak asasi manusia, mengatakan Ayatollah Tabrizian menggabungkan ketidaktahuan ilmiah dengan seruan kasar untuk homofobia.
"Dia menjelekkan program vaksinasi dan orang LGBT + tanpa sedikit pun bukti, dengan berusaha menakut-nakuti publik agar tidak divaksinasi terhadap Covid-19, dia memicu pandemi dan membahayakan nyawa," ungkap Tatchell.
"Khas dari banyak pemimpin agama dan politik Iran, klaimnya yang aneh dan tidak rasional mengkambinghitamkan LGBT dan menempatkan prasangka teologis di atas pengetahuan ilmiah," jelasnya lagi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: