Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. (Rodrigo Reyes Marin/Pool via REUTERS).
Kantor mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe diduga menghabiskan dana sekitar 8 juta yen atau sekitar Rp1 triliun untuk pesta makan malam. Melansir Mainichi, acara makan malam tersebut diadakan untuk para pendukungnya saat ia masih menjadi pemimpin dulu.
Dana sekitar 8 juta yen tersebut diduga dihabiskan untuk menanggung biaya acara perjamuan makan malam di dua hotel di Tokyo selama lima tahun, mulai dari tahun 2015. Total tagihannya diperkirakan mencapai lebih dari 20 juta yen, jauh lebih besar dibandingkan jumlah dana yang dikumpulkan dari penjualan tiket.
Menurut sebuah sumber terkait pada Selasa (24/11/2020) lalu, Abe diduga melanggar hukum kontrol dana politik. Salah satu sekretaris Abe dan beberapa pendukung lain telah diinterogasi Jaksa penuntut Umum atas tuduhan tersebut.
Menurut Mainichi, kantor Abe telah membayar biaya semua makan malam yang digelar dari tahun 2013 hingga tahun 2029 di hotel-hotel Tokyo tersebut secara ilegal. Dari interogasi tersebut, salah satu dari mereka telah mengonfirmasi bahwa beberapa biaya acara makan malam ditanggung oleh kantor.
Baca Juga: Wali Kota Cimahi Ditangkap Terkait Suap Proyek Rumah Sakit, KPK Sita Rp400 Juta
Sementara itu, Abe sendiri mengatakan bahwa kantornya akan bekerja sama dalam investigasi meski ia tidak bisa memberikan banyak komentar.
"Saya tidak bisa berkomentar lebih banyak lagi," ujar Abe.
Interogasi tersebut dilakukan setelah sebuah pengajuan tuntutan pidana dilayangkan terhadap Abe, sekretaris pembayaran negara, dan pengelola dana pada Mei lalu. Tuntutan pidana yang dilayangkan oleh pengacara dan akademisi tersebut mengklaim bahwa Abe melanggar hukum dengan tidak melaporkan pembayaran selisih antara total biaya masing-masing pihak dan kontribusi dana yang dibayarkan oleh peserta.
Mayoritas peserta perjamuan tersebut merupakan pemilih Abe di Prefektur Yamaguchi. Mereka dikenai biaya masing-masing sebesar 5.000, meski biasanya beberapa acara yang digelar di hotel bintang lima bisa menghabiskan biaya sekitar 11.000 yen atau lebih per orang. Pada tahun 2019, diperkirakan sekitar 800 orang hadir dalam perjamuan itu.
Bukti semakin diperkuat dengan adanya struk dari hotel yang mengindikasikan bahwa kantor Abe menanggung kekurangan biaya tersebut.
Komplain tersebut juga menuduh bahwa Abe telah melanggar undang-undang pemilu karena ikut menanggung biaya pertemuan tersebut, mengatakan itu sama saja dengan membeli suara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: