Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona (Covid-19), Achmad Yurianto menyampaikan, ditemukan tingginya kasus penularan Covid-19 beberapa waktu belakangan akibat orang tanpa gejala (OTG).
OTG merupakan orang yang mungkin pernah kontak langsung dengan pasien Covid-19 sehingga dirinya tanpa sadar juga terinfeksi. OTG juga tidak menunjukkan gejala apapun seperti demam dan batuk, sehingga tampak seperti orang sehat.
Inilah yang menjadi kekhawatiran utama terkait penularan virus corona yang semakin meluas. Sebab sejauh ini, perawatan terhadap pasien Covid-19 hanya diperuntukkan oleh orang yang menunjukkan gejala.
Peneliti Lembaga Biomolekuler (LBM) Eijkman, Iqbal Elyazar menyampaikan ada dua strategi dalam penanganan OTG yang bisa diterapkan. Namun dibutuhkan peran pemerintah dan juga masyarakat.
"Pertama dibutuhkan peran dari pihak berwenang. Seperti Dinas Kesehatan, Gugus Tugas, tenaga kesehatan harus memastikan orang yang berpindah tempat itu harus melalui proses karantina yang baik. Dilakukan kontak tracing, pemeriksaan kesehatan. OTG itu banyak juga kontak erat dari mereka yang terkonfirmasi. Paling tidak harus diidentifikasi, diisolasi meski tidak bergejala," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (11/5/2020).
Kemudian dibutuhkan peran dari masyarakat sendiri. Untuk menghindari penularan dari orang tanpa gejala, masyarakat disarankan untuk patuhi arahan pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19 dengan tetap jaga jarak, pakai masker, rajin cuci tangan dan kurangi bepergian ke kerumunan.
"Larangan mudik, bekerja di rumah, ibadah di rumah, belajar di rumah. Itu sebenarnya cara paling efektif menekan penularan lewat OTG. Harus ada pembatasan mobilitas," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: