Kategori Berita
Media Network
Minggu, 19 APRIL 2020 • 20:42 WIB

PMI Siapkan Obat Corona dari Plasma Darah, Begini Cara Mendapatkannya

Ilustrasi Seorang staf rumah sakit mengenakan APD lengkap berada di laboratorium yang akan digunakan untuk tempat pemeriksaan Covid-19. (ANTARA/Adiwinata Solihin)

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menyebut pihaknya sedang menyiapkan obat antibodi bagi para pasien corona (Covid-19). JK menjelaskan, obat antibodi ini dibentuk dari susunan dasar plasma convalescent (plasma darah) dari pasien yang sudah sembuh dari virus corona.

Saat ini, PMI bekerja sama dengan Eijkman untuk mengembangkan plasma convalescent (plasma darah) dari pasien yang sudah sembuh dari virus corona.

Sebab, plasma darah yang diambil dari seorang pasien sembuh dari Covid-19 itu mengandung antibodi yang sangat baik untuk bisa menetralisir virus. Inilah yang diharapkan bisa membantu mereka yang sedang dalam perjuangan melawan virus Covid-19.

Lalu bagaimana proses mendapatkan plasma darah dari pasien sembuh corona?

Indozone berkesempatan berbincang dengan Ketua Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat Linda Lukitari Waseso terkait metode penyembuhan virus corona melalui plasma darah.

Ketua Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat Linda Lukitari Waseso (dokumen pribadi) 

Linda menerangkan, PMI mendapat tugas sesuai mandat dan tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pelayanan transfusi darah. Nah, terkait plasma convalescent (plasma darah), PMI dengan pengalamannya di bidang transfusi darah saat ini sedang membuat kriteria dalam rekrutmen calon pendonor yang merupakan pasien sembuh virus corona.

Menurut Linda, pendonor plasma darah adalah pasien yang sudah dinyatakan sembuh, yakni dua kali uji Swab dan hasilnya negatif. Namun, PMI juga bertugas mengedukasi pendonor karena mungkin banyak dari mereka yang belum tahu mekanisme mendonor darah.

"Itu pendonor kita harus edukasi dulu, seperti batas usia 17 sampai 60 tahun. Kemudian hemoglobinnya juga harus bagus dan pendonor tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, kencing manis, dan jantung," kata Linda kepada Indozone, Minggu (19/4/2020).

"Sebenarnya pendonor yang paling baik adalah mereka yang sudah pernah mendonorkan darahnya. Jadi tentu sudah paham hanya 15 menit kalau donor darah biasa. Tapi, donor plasma darah ini lebih dari 1 jam karena hanya mengambil inti dari darah atau plasma darah sekitar 500 cc," sambung dia.

Linda kembali menjelaskan, berdasarkan instruksi organisasi kesehatan dunia (WHO) pendonor plasma darah baru bisa mendonor setelah 28 hari dinyatakan sembuh dari corona.

"Selama dari sembuh, pendonor juga tidak boleh sakit lainnya. Nah, setelah 28 hari dinyatakan sembuh corona baru bisa kita ambil plasmanya," tutur dia.

Menurut Linda, tidak semua cabang PMI bisa menjadi lokasi pendonor plasma darah. Mereka yang bisa mengambil plasma darah harus memiliki sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) salah satunya Sertifikasi CPOB atau Cara Pembuatan Obat yang baik.

"Hanya ada 15 lokasi di Indonesia," ujar Linda.

Setelah mendapat palsma darah, PMI bekerja sama dengan Eijkman untuk proses penelitian lebih lanjut. Sebab, kata Linda, Eijkman memiliki alat penelitian antibodi dan netralisasi virus.

"Sehingga, bisa mengetahui berapa kadar antibodi dari plasma darah pendonor yang sembuh dari Covid-19 sebagai penetral virus bagi para pasien nantinya," jelas Linda. 

Setelah plasma convalescent (plasma darah) diteliti, kemudian akan diserahkan kepada para klinisi di rumah sakit. Tujuannya, untuk menentukan berapa kadar antibodi yang bisa mematikan virus corona.

Saat ditanyakan, apakah pengobatan dengan plasma darah untuk penyembuhan virus corona di Indonesia sudah siap dalam 1 atau 2 bulan ke depan? Linda menjawab, pihaknya saat ini sedang menyiapkan semua protokolnya.

"Iya untuk membuat plasma convalescent kami sudah siap, baik protokol pendonor sampai mendapat plasma darah, untuk pemberiannya nanti dilakukan oleh rumah sakit ini yang berperan para klinisi," urai dia.

Ilustrasi PMI. (ANTARA/Moch Asim)

Dia juga mengatakan, dalam waktu dekat ini akan bertemu para penyintas atau orang yang sudah sembuh dari Covid-19 untuk proses edukasi sebelum mendonorkan plasma darah.

"Iya kalau kami sudah siap, minggu depan akan bertemu penyintas/pasien sembuh Covid-19, untuk edukasi sebelum dilakukan pendonoran," tutur dia.

Namun, dia menegaskan plasma darah bukanlah pengobatan khusus untuk penyakit Covid-19. Linda menuturkan, ini merupakan salah satu upaya untuk menyembuhkan pasien. Pasalnya, hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan virus corona jenis baru ini.

"Hingga saat ini belum ada pengobatannya kan? Plasma darah ini berdasarkan referensi internasional, seperti China dan Amerika Serikat yang sudah melakukannya. Intinya ini salah satu upaya mengobati saja," pungkas dia.

Artikel Menarik Lainnya :

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

PMI Siapkan Obat Corona dari Plasma Darah, Begini Cara Mendapatkannya

Link berhasil disalin!