Ilustrasi anak-anak. (Pixabay/Alejandra Santiago)
Lembaga Philanthropy Islam Dompet Dhuafa memperlebar jaringannya ke tingkat global. Melalui rangkaian acara Youth For Peace Camp 2019, Dompet Dhuafa meresmikan jaringannya di tingkat global yang ada di 30 negara, serta menyusun Roadmap of Indonesia Role on International Peacebuilding.
Executive Director of Dompet Dhuafa Imam Rulyawan menyatakan bahwa di era 4.0 ini, Dompet Dhuafa meyakini banyak orang ingin terlibat dalam perdamaian dunia.
"Youth For Peace Camp 2019 adalah momentum utama dalam meningkatkan," ujar Imam dalam keterangannya, Rabu (11/12) malam.
Menurutnya, komitmen Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, partisipasi tersebut merupakan indikator penting dan konkrit dari peran suatu negara dalam memberikan kontribusi untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
"Kami sangat memahami dinamisme dari dunia dengan terus menghadirkan perubahan generasi di dalamnya," tuturnya.
Menurut data Badan Pengungsi PBB (UNHCR) pada 2018, terdapat 70,8 juta orang terlantar di seluruh dunia, sekitar 29,8 juta adalah pengungsi dan hanya ada 92.400 pengungsi yang dipindahkan ke negara ketiga.
Konflik tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah pengungsi dan pencari suaka di dunia. Banyak orang melarikan diri dari negara mereka untuk mencari tempat yang lebih aman dan lebih baik.
"Krisis pengungsi hingga kemanusiaan adalah berita utama di surat kabar di seluruh dunia. Banyak pencari suaka mencoba untuk melintasi perbatasan seperti di Yunani untuk menjangkau negara-negara di Eropa," ujarnya.
Beberapa dari mereka pergi ke tetangga negara di Timur Tengah atau negara transit di Asia Tenggara.
"Sebagai respon kemanusiaan, Dompet Dhuafa telah membantu penangangan ratusan orang etnis Rohingya yang terdampar di wilayah Langsa, Aceh sejak 2015 terdampar di perairan Indonesia," kata dia.
Para pencari suaka tersebut mendapat berbagai bantuan baik berupa logistik makanan dan layanan kesehatan yang merupakan amanah para donatur digulirkan.
Selain kebutuhan pakan dan logistik, Dompet Dhuafa juga turut berkontribusi dalam pendidikan untuk pengungsi Rohingya yaitu melalui program School for Refugees yang hadir untuk mengasah keterampilan mereka. Program ini diterapkan di dua titik pengungsian yaitu Bayeun dan Langsa.
Menurut Imam, respon kemanusiaan Dompet Dhuafa tidak hanya di dalam negeri saja, namun telah dilakukan di beberapa negara yang tengah mengalami konflik kemanusiaan seperti di Gaza-Palestina.
"Kami juga mendistribusikan 500 paket makanan per harinya kepada anak-anak di negara tersebut dengan menggunakan mobil khusus layanan dapur umum. Hingga bencana alam maupun kemanusiaan lainnya seperti Somalia, Nepal, Myanmar dan Filipina," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: