Kategori Berita
Media Network
Jumat, 04 OKTOBER 2019 • 18:11 WIB

74 Tahun, Berikut Alutsista Buatan Anak Bangsa yang Dipakai TNI

Kapal Selam Alugoro-405. (Antara/A Malik Ibrahim)

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan berusia 74 tahun pada 5 Oktober esok. Beragam alat utama sistem persenjataan (Alutsista) pernah dan sedang digunakan oleh TNI. Mulai dari senjata, kendaraan lapis baja, tank, hingga kapal laut dan pesawat terbang.

Selain dibeli dari luar negeri, ada sejumlah Alutsista yang diproduksi di dalam negeri alias buatan Indonesia. Yang terkenal tentu saja Panser Anoa buatan Pindad. Panser ini juga laris dibeli negara asing, selain digunakan untuk Pasukan Penjaga Perdamaian PBB.

Tak hanya Panser Anoa, Indonesia juga sukses membuat berbagai Alutsista lainnya yang tidak kalah membanggakan. 

Berikut alutsista buatan Indonesia yang #KAMUHARUSTAU:

Ranpur P6 ATAV

Kendaraan produksi PT Sentra Surya Ekajaya (SSE) ini merupakan merupakan kendaraan taktis yang dirakit di Tangerang. Saat ini P6 ATAV digunakan sebagai armada untuk para prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dan Korps Pasukah Khas (Paskhas) TNI AU.

Ranpur P6 ATAV dirancang untuk dikendarai pada segala medan terutama untuk menyusuri jalur ekstrem. Kendaraan ini dibekali mesin diesel 2.500 cc empat silinder yang dapat memuntahkan tenaga sebesar 142 tenaga kuda dengan transmisi otomatis enam percepatan. Tangki bensin bisa menampung 120 liter yang bisa digunakan untuk menjelajah sejauh 500 kilometer.

(defense-studies)

 

Selain itu, P6-ATAV memiliki panjang 4,6 meter dengan lebar 2,3 meter dan tinggi 1,5 meter. Para prajurit dilindungi dnegan rangka tubular, sementara bagian samping tidak dilengkapi pintu dan kaca. Namun, bagian depan dilengkapi dengan kaca antipeluru.

P6 ATAV juga sudah menggunakan ban berjenis run flat tire, yang membuat mobil masih bisa bergerak meski kondisi ban kempis. Selain itu, terdapat empat sisi yang dapat digunakan sebagai dudukan senapan serbu dengan peluru kaliber 7,63 mm.

Kapal Selam Alugoro-405

Kapal selam yang diberi nama Alugoro-405 berhasil diproduksi dan diluncurkan oleh PT PAL Indonesia.

Kapal selam jenis Diesel Electric Submarine U209 ini pertama kali diluncurkan pada bulan April 2019 lalu. Peluncuran pertama dilakukan oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu.

Kapal ini merupakan kapal selam ketiga yang dibuat oleh PT PAL yang bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), Korea Selatan.

(Antara/A Malik Ibrahim)

 

Dua kapal selam pertama dibangun di Korea Selatan, yakni KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404. Sementara Alugoro-405 dibangun di PT PAL Indonesia. Kapal selam Alugoro-405 akan beroperasi di seluruh perairan Indonesia.

Spesifikasi kapal selam Alugoro ini mempunyai panjang 61,3 meter dengan kecepatan 21 knot di bawah permukaan air dan mampu berlayar lebih dari 50 hari serta dapat menampung lebih dari 40 kru.

KRI Alugoro-405 adalah kapal selam pertama yang dirakit secara lokal di fasilitas PT PAL Surabaya. Persenjataan andalannya, Torpedo Black Shark generasi terbaru lansiran Whitehead Alenia Sistemi Subacquei. Dan, sistem Navigasi Naval Combat Management MSU-90U Mk2.

APS-3 Anoa

APS-3 Anoa kependekan dari Angkut Personel Sedang. Anoa merupakan sebuah kendaraan militer lapis baja buatan PT Pindad (persero), Indonesia. Dan pertama kali di perlihatkan ke publik pada ulang tahun ke 61 TNI pada 5 Oktober 2006 di markas besar TNI, Cilangkap.

Nama Anoa sendiri diambil dari nama hewan Anoa yaitu hewan sejenis kerbau yang merupakan hewan asli Sulawesi. Kendaraan ini dipergunakan untuk mengangkut personel atau dikenal dengan nama panser atau pengangkut personel lapis baja.

Spesifik Anoa berdesain monocoque berlapis baja. Sistem suspensi batang torsi baru dikembangkan untuk panser ini. Mesin dan transmisi menggunakan produk Renault dari Prancis.

(wikipedia)

 

Perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka Anoa memiliki tingkat STANAG 3 level 3, yang berarti bisa menahan peluru kinetis hingga 7.62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.

Persenjataan Anoa hingga saat ini ialah senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm, senapan Remote Weapon System berkaliber 7,62mm dan pelontar granat berkaliber 40 mm.

Untuk pertahanan diri Anoa dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2x3 66 mm. Sumber penggerak dari Anoa ialah Mesin dan Transmisi Renault. Mesin Renault yang dimaksud ialah mesin disel turbocharged MIDR 062045 yang berkekuatan 320 tenaga kuda. Anoa juga memiliki sistem peniupan ban yang disentralisasi.

Pesawat CN-235

Pesawat turbopop bermesin ganda  multiperan CN-235 ini milik BUMN, PT Dirgantara Indonesia (PTDI).  Selain populer sebagai pesawat angkut sipil, CN-235 juga dikembangkan untuk angkut militer.

Selain Indonesia, pesawat ini juga dipakai militer Brunei, Malaysia, Irlandia, Prancis, hingga Arab Saudi. Terbaru, PTDI bakal membuat versi gunship untuk memberikan bantuan tembakan udara.

(PTDI)

 

Pesawat ini dimodifikasi untuk dapat membawa sebuah kanon laras tunggal DEFA 553 kaliber 30 mm di bagian belakang pesawat. Senjata kanon tersebut berasal dari pesawat Douglas A-4H Skyhawk yang telah dipensiunkan oleh Angkatan Udara Indonesia (TNI-AU).

Kanon DEFA 553 memiliki kecepatan tembak 810 meter per detik dan bisa memuntahkan hingga 1.200 amunisi per menit untuk target udara dan permukaan.

Selain itu, senjata tersebut juga dilengkapi dengan sistem penargetan elektro-optik serta penunjuk laser.

Senapan serbu SS-3

PT Pindad resmi meluncurkan varian senapan serbu terbaru, SS-3, pada 2016 lalu. SS-3 mengusung kaliber NATO 7,62 x 51 mm.

Pada bagian atas receiver dan laras dilengkapi picatinny rail (MIL-STD-1913 rail). SS-3 punya jarak tembak efektif sampai 400 meter (mekanikal), sementara dengan optical jarak tembak bisa mencapai 800 meter.

(PT. Pindad)

 

Berikut adalah spesifikasi teknis SS-3:

  • Kaliber: 7,62 x 51 mm
  • Panjang: Popor rentang – 1080 – 1150 mm, Popor terlipat – 836 mm
  • Panjang laras: 500 mm
  • Sistem kerja: gas operated
  • Sistem penguncian: putar
  • Jumlah & arah galangan: 6 buah dan ke kanan
  • Mode penembakan: aman, tunggal, dan otomatis penuh
  • Mode pengamanan: tuas pengatus tembak
  • Alat bidik mekanik: fip up
  • Kecepatan tembak: 720 – 760 peluru per menit
  • Kapasitas magasin: 20 butir
  • Kemampuan tembak efektif: 400 meter (mekanik) dan 800 meter (optikal)

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

74 Tahun, Berikut Alutsista Buatan Anak Bangsa yang Dipakai TNI

Link berhasil disalin!