Sabtu, 03 MEI 2025 • 13:44 WIB

Siswa Kelas 11 Hilang di Gunung Saeng Bondowoso, Pihak Sekolah: Mereka Berangkat Tanpa Izin

Author

Proses pencarian siswa yang hilang di Gunung Saeng.

INDOZONE.ID - Nasib apes menimpa remaja berumur 18 tahun bernama Fahrul Hidayatullah alias Baim. Dia dikabarkan hilang di Gunung Saeng, Bondowoso, Jawa Timur (Jatim), Kamis 1 Mei 2025.

Dipastikan, korban jatuh ke dalam jurang yang kedalamannya kurang-lebih 150 meter. Sampai berita ini ditulis, proses pencarian dan evakuasi oleh Tim SAR pun terus dilakukan.

Proses pencarian siswa yang hilang di Gunung Saeng.

Menurut Koordinator Pos Basarnas Pos SAR Jember, Andi Irawan, menjabarkan Tim SAR sempat ditemukan dan dievakuasi, tapi terkendala cuaca.

"Jadi, korban ditemukan dan sempat dievakuasi oleh Tim SAR gabungan. Namun terkendala masalah cuaca hujan dan medan, sehingga diputuskan untuk besok dilanjutkan kembali," kata Andi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Sabtu (3/5/2025).

Andi menjelaskan, bahwa kondisi korban belum diketahui karena belum mampu dievakuasi oleh tim SAR.

"Posisi korban sekarang berada di jurang kurang lebih kedalaman 150 meter. Kondisi korban belum bisa dipastikan (terluka atau tidak),  karena korban belum berhasil kami evakuasi," sambungnya.

Baca Juga: Ini Sanksi yang Akan diberikan Kepada Para Pendaki Ilegal Gunung Merapi, Salah Satunya di Blacklist di Gunung Indonesia

Korban Naik Gunung dengan 4 Temannya

Diketahui, Korban tidak sendirian mendaki Gunung Saeng. Dia pergi bersama keempat temannya yang lain. 

"Untuk kondisi 4 korban lainnya selamat, dan sudah kami mintai keterangan di bawah. Kabar hilangnya korban, Kamis kemarin sekitar pukul 14.00 WIB," ucapnya.

Nah, Baim dan keempat temannya berasal dari sekolah yang sama, yaitu SMKN 5 Jember. Berdasarkan keterangan Waka Kesiswaan SMKN 5 Jember, Juman, mereka sama-sama masih duduk di bangku kelas 11.

Menurutnya, keberangkatan Baim dan keempat temannya juga tanpa izin sekolah. Dijelaskan juga olehnya, kelima siswa yang berangkat naik gunung itu, terdiri dari tiga cowok dan dua cewek.

"Mereka dari satu komunitas Pramuka. Ini sudah kami konfirmasi ke pembina Pramuka di sekolah, mereka berangkat tidak ada koordinasi (tanpa izin), dengan sekolah maupun pembinanya. Untuk peserta yang ikut, kelimanya ini tiga cowok dan dua cewek. Yang belum ketemu satu cowok itu Fahrul, warga Bangsalsari, Jember," kata Juman saat dikonfirmasi terpisah di SMKN 5 Jember.

Lanjutnya, kegiatan mendaki ke Gunung Saeng diketahui sebagai kegiatan mandiri. Meski begitu, sekolah tidak tinggal diam.

"Mereka murni bermain dengan teman sebayanya, itu bukan kegiatan sekolah. Namun demikian, karena ini situasi seperti itu. Sekolah tidak tinggal diam. Karena mereka anak-anak kami, kita orang tua kedua setelah orang tua kandungnya," ujarnya.

Juman menjelaskan, bahwa sekolah memberangkat tim ke posko untuk mengetahui kondisi para siswa tersebut. Juman menegaskan, sekolah merupakan orang tua kedua para siswa.

"Kami memberangkatkan tim untuk berangkat ke posko, tempat mereka berkegiatan. Setidaknya kita (pihak sekolah) harus tahu. Bagaimana kondisinya, karena kami punya kewajiban untuk mengayomi," sambungnya.

Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Erupsi, Kolom Abu Capai 1.000 Meter

Terkait kejadian, lebih lanjut kata Juman, pihak sekolah akan melakukan evaluasi tentang kegiatan siswanya di luar jam sekolah.

"Info (kejadian) baru kami dengar tadi pagi, untuk kelima anak ini. Yang kami ketahui, mereka kelas 11 semua di sekolah kami. Tapi beda jurusan. Lebih lanjut dari kejadian ini, kami akan melakukan evaluasi terkait kegiatan-kegiatan siswa. Juga terus berkoordinasi dan tidak (berkegiatan) dengan semaunya sendiri. Tapi juga memikirkan dampaknya," tuturnya.

"Koordinasi lebih lanjut dengan orang tua masing-masing siswa juga masih kami lakukan. Data siswa yang ikut dalam kegiatan itu, masih kami rekap dengan koordinator Humas, BK, dan Tata Usaha," pungkas Juman.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan