INDOZONE.ID - Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Ichlasul Amal yang wafat pada Kamis (14/11) dinilai sangat berperan penting dalam gerakan menuju reformasi 1998.
Bahkan, pada saat demonstrasi besar besaran di Yogyakarta 20 Mei 1998, ia bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X (didampingi Ratu Hemas) berorasi di lapangan depan Grha Sabha Pramana UGM berorasi di depan ribuan mahasiswa. Ribuan mahasiswa lalu menuju ke Keraton Yogyakarta dengan jalan kaki.
Saat itu, Ikhlasul menjadi Rektor UGM, yang selalu mendukung aktif aksi moral mahasiswa yang menuntut perubahan di tengah krisis ekonomi, kepemimpinan dan politik nasional.
Pada kala itu, ribuan mahasiswa dari banyak universitas turun ikut demonstrasi menentang dan menuntut presiden saat itu Soeharto.
Mereka menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kondisi bangsa. Ichlasul Amal turut berdiri di garis depan bersama para mahasiswa.
Saat aksi demonstrasi itu, ia bersama Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara aktif mendukung gerakan mahasiswa ini.
“Kalau Ngarso Dalem (Sultan) sudah mendukung gerakan mahasiswa, Soeharto pasti tumbang,” kata Budi Sasono saat itu, ia masih menjadi mahasiswa dan ikut aksi demonstrasi.
Sebagai rektor saat itu, ia membuka ruang bagi mahasiswa untuk menyuarakan tuntutan mereka di lingkungan kampus. Pada saat itu, reformasi mulai menggema di seluruh negeri.
Mereka mengangkat isu KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) yang terjadi pada pemerintahan Soeharto.
BACA JUGA Pengamat Pukat UGM Apresiasi Kejagung Bersih-Bersih Kasus Korupsi, Tapi....
Aksi-aksi demonstrasi mahasiswa saat itu selalu dilawan dengan kekuatan polisi dan militer. Bahkan suatu saat, puluhan mahasiswa diangkut dengan truk polisi dan dibawa ke markas Kepolisian Daerah (Polda) DIY.
Para mahasiswa yang diangkut ke Polda lalu dibebaskan atas permintaan Ichlasul Amal.
Mahasiswa Yogyakarta menjadi demonstran yang mengawali aksi-aksi menjelang tumbangnya Soeharto, 21 Mei 1998. Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan presiden waktu itu. Habibi, wakil presiden lalu menempati jabatannya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Keterangan Pers