Sabtu, 12 OKTOBER 2024 • 21:05 WIB

Kelompok Penyintas Bom Atom Jepang Nihon Hidankyo Memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian

Author

Presiden Nihon Hidankyo, Tomoyuki Mimaki. (REUTERS / Kim Kyung Hoon)

INDOZONE.ID - Organisasi Nihon Hidankyo, yang merupakan gerakan dari para penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki, berhasil memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2024.

Penghargaan ini merupakan peringatan bagi negara-negara yang memiliki senjata nuklir agar tidak menggunakannya lagi.

Para anggota Nihon Hidankyo, yang dikenal juga sebagai Hibakusha, merupakan saksi hidup dari dua bom nuklir yang pernah digunakan dalam peperangan.

Baca Juga: Peraih Nobel Perdamaian Uskup Desmond Tutu Wafat pada Usia 90 Tahun

Mereka telah mendedikasikan hidup mereka untuk memperjuangkan dunia tanpa senjata nuklir.

Komite Nobel Norwegia menyatakan bahwa Hibakusha menerima penghargaan ini atas upaya mereka menciptakan dunia tanpa senjata nuklir dan melalui kesaksian mereka yang mengajarkan bahwa senjata ini tidak boleh digunakan lagi.

Menurut komite, "Hibakusha membantu kita memahami penderitaan tak terbayangkan yang ditimbulkan oleh senjata nuklir dan menggambarkan yang tak bisa diungkapkan."

Baca Juga: Aktivis dan Pemenang Nobel Malala Yousafzai Resmi Menikahi Kekasihnya

Toshiyuki Mimaki, wakil ketua Nihon Hidankyo sekaligus penyintas bom atom, menyatakan rasa tidak percayanya saat berbicara dalam konferensi pers di Hiroshima, tempat bom dijatuhkan pada 6 Agustus 1945.

"Saya hampir tidak percaya ini nyata," ujarnya dengan haru.

Mimaki menyatakan bahwa penghargaan ini akan semakin memperkuat usaha mereka untuk menunjukkan bahwa penghapusan senjata nuklir adalah hal yang mungkin dilakukan.

"Ini akan menjadi kekuatan besar untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa mewujudkan penghapusan senjata nuklir dan perdamaian yang abadi," ujarnya.

Joergen Watne Frydnes, ketua Komite Nobel Norwegia, tanpa menyebutkan negara secara spesifik, memberikan peringatan keras agar negara-negara yang memiliki senjata nuklir tidak mempertimbangkan untuk menggunakannya.

"Dalam dunia yang dipenuhi konflik, di mana senjata nuklir menjadi bagian dari ancaman, kami ingin menyoroti pentingnya memperkuat norma internasional terhadap penggunaan senjata nuklir," kata Frydnes dalam wawancara dengan Reuters.

Dia juga menegaskan pentingnya mendengarkan kisah-kisah para Hibakusha. "Senjata-senjata ini tidak boleh digunakan lagi di mana pun di dunia.

Perang nuklir bisa membawa kehancuran bagi umat manusia dan peradaban kita," ujarnya.

Peringatan ini datang di tengah ancaman yang berulang kali dilontarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sejak invasi negaranya ke Ukraina pada tahun 2022, serta upaya Korea Utara di bawah pimpinan Kim Jong Un untuk mempercepat pengembangan senjata nuklirnya.

Sementara itu, ketegangan di Timur Tengah juga menimbulkan spekulasi bahwa Iran mungkin melanjutkan ambisinya untuk memperoleh bom nuklir.

Tahun depan akan memperingati 80 tahun sejak bom nuklir dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.

Penghargaan ini memberikan sorotan pada situasi global yang sangat berbahaya, dengan hubungan antara AS dan China, serta AS dan Rusia, berada pada titik terendah sejak akhir Perang Dingin.

Menurut Dan Smith, kepala Stockholm International Peace Research Institute, Nihon Hidankyo memainkan peran penting dalam mengingatkan dunia akan bahaya destruktif senjata nuklir.

Ia juga menambahkan bahwa komite Nobel berhasil menarik perhatian pada tiga isu utama, yakni penderitaan manusia akibat bom nuklir, bahaya senjata nuklir, dan fakta bahwa dunia telah bertahan hampir 80 tahun tanpa penggunaannya kembali.

Penghargaan ini merupakan Hadiah Nobel Perdamaian kedua bagi Jepang, setelah mantan Perdana Menteri Eisaku Sato memenangkan penghargaan serupa pada tahun 1974 atas kontribusinya dalam menstabilkan kawasan Pasifik dan menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.

Upacara penyerahan Hadiah Nobel Perdamaian 2024 akan digelar di Oslo pada 10 Desember, bertepatan dengan peringatan kematian Alfred Nobel, pencetus penghargaan tersebut.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com