Selasa, 13 AGUSTUS 2024 • 17:05 WIB

Bahlil Lahadalia digadang-Gadang Jadi Plt Ketum Golkar, Pengamat UIN Jogja Sebut Gibran Berpotensi Masuk Jika Karena Ini

Author

Pengamat politik UIN Yogyakarta Ahmad Norma Permata menyebut mundurnya Airlangga Hartarto karena da tawaran dari pihak luar

INDOZONE.ID - Pengamat politik UIN Yogyakarta, Ahmad Norma Permata, mengomentari desas-desus Bahlil Lahadalia sebagai pengganti sementara jabatan Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar) setelah, Airlangga Hartarto, secara resmi menyatakan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) melalui rekaman video pada, Minggu (11/8/2024).

Norma menilai alasan terkait desas-desus Menteri Investasi tersebut akan masuk menjabat sebagai ketum sementara.

Baca Juga: Airlangga Hartanto Mundur dari Ketum Golkar, Pengamat UIN Jogja : Ada Tawaran dari Pihak Luar

Ia menduga jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan akan membangun basis politik pasca pensiun.

"Kita tahu posisi bahlil adalah orang dekat Jokowi yang kemungkinan digunakan oleh Jokowi untuk membangun basis politik pasca pensiun, karena kan dia (Jokowi) tidak punya basis partai politik. Jadi kemungkinan kalau bahlil menjadi Ketua Umum Partai Golkar maka bisa jadi Jokowi akan masuk menjadi ketua dewan penasehat atau sejenisnya," kata Norma saat dihubungi wartawan, Selasa (13/8/2024).

Airlangga Hartanto Mundur dari Ketum Golkar (Facebook/Airlangga Hartanto)

Tidak hanya Presiden Jokowi, pihaknya juga menilai kalau putra sulung Jokowi yakni Gibran Rakabuming Faka berpotensi menjadi bagian dari Golkar. 

Namun, itu baru terjadi jika Presiden Jokowi berhasil mendorong perubahan AD ART Golkar yang mensyaratkan kepemimpinan satu periode sebelum menjabat sebagai pimpinan Golkar.

Baca Juga: Media Singapura Sebut Airlangga Hartarto Mundur dari Golkar Karena Isu Korupsi Minyak Sawit

"Gibran juga punya kans untuk menjadi salah satu penantang ketua umum Golkar meskipun syaratnya jauh lebih berat karena dia bukan kader Golkar, bisa saja ini terjadi kalau pak Jokowi berhasil mendorong perubahan AD ART Golkar yang mensyaratkan kepemimpinan satu periode sebelum menjabat sebagai pimpinan Golkar," katanya.

"Dan mungkin ini (Gibran) juga akan terlihat jauh lebih kasar dibanding jika yang masuk adalah bahlil atau Luhut, yang notabene sama-sama orang dekat Jokowi dan kader Golkar," lanjutnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung