Selasa, 02 JULI 2024 • 16:10 WIB

Kementrian PPPA Kutuk Aksi Bullying yang Sebabkan Seorang Santriwati Tewas di Lombok Barat

Author

Ilustrasi siswa korban bullying

INDOZONE.ID - Aksi bullying hingga kekerasan yang berujung tewasnya santriwati di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendapatkan kutukan keras dari pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Melalui Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, yakni Nahar, pihaknya sangat mengecam insiden ini. Ia pun berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengungkapkan penyebab kematian seorang santriwati tersebut.

"Kami berharap polisi dapat segera mengungkap penyebab kematian santriwati dalam kasus ini yang diduga karena menjadi korban perundungan di pondok pesantren dan menemukan para pelakunya," kata Nahar, seperti INDOZONE sadur dari Antara, Selasa (2/7/2024).

Baca Juga: Kepala Bocah Diduga Terjepit Tembok Eskalator di PVJ Bandung

Nahar menegaskan pihaknya akan terus mengawal upaya pendampingan bagi keluarga korban dan mendorong polisi dalam pengungkapan penyebab kematian korban. Ia juga menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya korban.

Pihaknya sangat prihatin dengan kejadian perundungan terhadap anak di satuan pendidikan berasrama, dalam kasus ini di pondok pesantren.

"Bisa dibayangkan trauma dan ketakutan yang diderita korban yang menerima perundungan berupa kekerasan fisik," kata Nahar.

Baca Juga: Personel TNI Sulap Lahan Rawa Seluas 500 Hektare, Jadi Apa?

Saat ini Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Provinsi NTB dan UPTD PPA NTT bersama dengan stakeholder terkait siap memberikan bantuan yang dibutuhkan keluarga anak korban, termasuk bantuan hukum, pendampingan psikososial, bahkan rumah aman sementara bagi orang tua anak.

"Kami mendapatkan informasi bahwasanya kasus ini tengah dalam penyidikan Polresta Mataram untuk dapat mengungkap penyebab kematian korban," kata Nahar.

"Kementerian PPPA telah memfasilitasi proses pemulangan jenazah korban dari Lombok ke kampung halamannya di Ende, NTT, yang telah dilakukan pada hari Sabtu (29/6/2024) dan korban telah dimakamkan di Ende," pungkasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Antara