Rabu, 20 MARET 2024 • 15:40 WIB

Apa itu Fenomena Ekuinoks? Penyebab Cuaca Sangat Panas pada 20 Maret, Simak Penjelasannya di Sini!

Author

Ekuinoks (X/ Twitter (@InfoAstronomy)

INDOZONE.ID - Pada 20 Maret 2024, dunia disuguhkan dengan fenomena alam bernama ekuinoks.

Saat matahari terbit tepat di timur dan tenggelam di barat, kita dipertemukan dengan fenomena langka di mana siang dan malam berlangsung dengan durasi yang hampir identik di seluruh penjuru Bumi.

Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan ekuinoks ini terjadi, dan bagaimana dampaknya terhadap Bumi?

Penjelasan Fenomena Ekuinoks

Ekuinoks (X/ Twitter (@InfoAstronomy)

Pada 20 Maret 2024, tepatnya pukul 10.04 WIB, seluruh dunia mengalami peristiwa alam  yang dikenal sebagai ekuinoks.

Ekuinoks Maret menandai momen langka bagi kedua belahan Bumi. Bagi belahan Bumi utara, itu adalah awal musim semi, sementara bagi belahan Bumi selatan, saatnya menyambut musim gugur.

Seiring dengan perubahan musim ini, fenomena alam ini juga mempengaruhi panjang hari dan malam secara global.

Dalam fenomena ini, durasi siang dan malam hampir identik, masing-masing berlangsung sekitar 12 jam. Hal ini terjadi karena perjalanan tahunan Matahari mengikuti jalur ekuator.

Baca Juga: Viral Fenomena Matahari Diselimuti Cincin di Singkawang Kalbar, Begini Penjelasan BMKG

Ekuinoks Maret 2024 Jadi Isyarat Perubahan Musim di Bumi

Ekuinoks (X/ Twitter (@InfoAstronomy)

Asal-usul kata "ekuinoks" merujuk pada kesetaraan waktu antara siang dan malam, berasal dari bahasa Latin yang menggambarkan keadaan ini.

Tidak peduli di mana kamu berada, pada hari ekuinoks ini, kamu akan melihat Matahari terbit langsung di timur dan terbenam di barat.

Ini menjadi momen langka karena bumi telah mengalami kesetaraan sementara waktu di bawah sinar Matahari.

Ekuinoks terjadi karena sumbu rotasi Bumi miring sekitar 23,5° terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari.

Ini menghasilkan gerakan yang khas saat Bumi melakukan perjalanan mengelilingi Matahari.

Perubahan posisi kutub utara Bumi sepanjang tahun dengan kutub utara yang cenderung miring ke arah Matahari pada bulan Juni dan miring menjauh dari Matahari pada bulan Desember.

Baca Juga: NASA Sebut Badai Matahari Kuat Dapat Mengganggu Komunikasi Satelit Bumi

Ekuinoks di Indonesia

Ekuinoks (X/ Twitter (@InfoAstronomy)

Pada ekuinoks bulan Maret ini, mengalami fenomena Matahari memiliki asensiorekta yang hampir tepat nol.

Ini terjadi karena posisi pusat Matahari selama ekuinoks. Dampak ekuinoks terasa dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pergantian musim, yang mempengaruhi negara-negara subtropis dan berlintang tinggi secara signifikan.

Di Indonesia, yang berada di lintang ekuator, intensitas penyinaran Matahari mencapai puncaknya pada hari ekuinoks ini, namun hal ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu yang signifikan.

Setelah ekuinoks ini, Matahari akan terus bergerak menuju utara, menuju titik balik paling utara pada Juni mendatang, yang menandai musim panas di belahan Bumi utara. 

Dengan pengetahuan tentang pentingnya peristiwa ini, kita dapat lebih memahami siklus tak terputus dalam kehidupan di Bumi.

Kamu sekarang telah mengetahui alasan mengapa hari ini terasa sangat panas seperti hari-hari biasanya.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: X / Twitter (@infoAstronomy)