INDOZONE.ID – Meskipun perang yang terjadi telah merenggut lebih dari 31.000 nyawa di Gaza, masyarakat Palestina tetap bersiap menyambut bulan ramadhan dengan hati yang berat (11/3/2024).
Meskipun bulan suci ini biasanya dirayakan dengan sukacita, kali ini, ancaman kelaparan dan perang yang tidak kunjung usai, telah menghapus kegembiraan masyarakat yang biasanya menyambut bulan ramadhan.
1. Persiapan Ramadhan di Tengah Kondisi Sulit di Gaza
Meskipun ramadhan biasanya dirayakan dengan penuh kegembiraan, namun bagi warga Palestina, khususnya di Gaza pada tahun ini, menghadapi tantangan yang sangat berat.
Perang yang masih berlangsung selama enam bulan yang lalu hingga saat ini, telah mengakibatkan penyakit kelaparan, dan lebih dari 31.000 jiwa telah kehilangan nyawa.
Suasana suram masih mendominasi persiapan ramadhan, dengan pembicaraan gencatan senjata yang terhenti dan kehadiran polisi Israel yang jumlahnya terus meningkat di sekitar Al-Aqsa.
Baca Juga: Pelabuhan Darurat: AS Siap Bangun Jalur Pengiriman Bantuan ke Gaza
2. Kekhawatiran Keamanan dan Pembatasan di Al-Aqsa
Kota Tua Yerusalem menjadi pusat perhatian, karena keamanan yang semakin diperketat oleh ribuan polisi di sekitar Al-Aqsa, situs suci bagi umat Islam dan Yahudi.
Keputusan untuk tidak menghiasi Kota Tua sebagai bentuk penghormatan terhadap korban perang menunjukkan suasana yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: 4 Sorotan Diplomasi Gaza: Tawar-Menawar Biden, Tuntutan Hamas, dan Krisis Kemanusiaan
3. Harapan Damai di Tengah Kondisi Gaza yang Sulit
Dengan harapan gencatan senjata yang telah pupus, warga Gaza tetap melaksanakan ramadhan dengan suasana hati yang berat.
Kondisi hidup yang sulit, termasuk kelaparan dan kekurangan makanan, membuat persiapan untuk bulan suci ini menjadi lebih sulit.
Meskipun demikian, banyak warga Gaza tetap mengharapkan perdamaian dan dapat memulihkan kota mereka seperti sedia kala.
Harapan untuk keadaan yang lebih baik pada ramadhan berikutnya menggambarkan tekad dan ketabahan masyarakat Gaza di tengah keadaan sulit yang mereka hadapi.
Sementara tidak adanya harapan untuk gencatan senjata dan melakukan perdamaian, masyarakat Gaza tetap merasa tegar dan berharap agar ramadhan di tahun ini akan membawa perubahan positif.
Dalam kondisi hidup yang sulit, mereka menyambut bulan suci ini dengan ketabahan dan tetap berdoa agar masa depan mereka dipenuhi dengan perdamaian dan pemulihan.
Meskipun bayang-bayang perang dan kelaparan masih menjadi persoalan ramadhan tahun ini, semangat dan kegigihan masyarakat Gaza untuk berharap untuk kehidupan yang lebih baik pada ramadhan berikutnya masih ada.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com