INDOZONE.ID - Merasa tak ada respon serius untuk menghentikan genosida oleh Israel dari dunia, salah satu jurnalis Palestina, Ismail Jood, memutuskan untuk berhenti memberitakan peprangan di Gaza. Jood mengumumkan keputusannya pada Kamis (11/01/24) melalui akun pribadi Instagramnya.
"Saya mengumumkan akhir dari liputan saya tentang agresi yang sedang berlangsung saat ini," tulis Jood dalam unggahannya.
Selama 96 hari terakhir, Jood merasa ia hanya sekedar menunggu jadwalnya masing-masing untuk dieksekusi sambil merasakan kesedihan mendalam atas hilangnya teman, rumah, orang yang dicintai, dan harta yang dimiliki. Tempat tinggal yang ia miliki bahkan tidak pantas untuk dapat ditinggali oleh hewan.
"Pendudukan Israel merampas segalanya dari kami," terangnya.
Jood mengatakan bahwa ia telah selamat berkali-kali dari kematian dihadapannya, bahkan menempatkan diri sendiri dalam bahaya untuk menunjukkan keadaan di Gaza.
"Seperti yang dikatakan salah satu kolegaku, ‘mencari rasa aman dalam keluarga adalah pilihan yang lebih baik daripada mencari liputan untuk dunia yang tidak mengenal arti kemanusiaan dan kasih sayang’." tulisnya dalam kalimat penutup untuk pernyataan terakhirnya.
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan jumlah korban tewas hingga Rabu (10/01/24) akibat dari serangan Israel telah mencapai 23.357 jiwa termasuk dengan 112 jurnalis sejak Israel melancarkan serangannya dengan membabi buta pada 7 Oktober 2023 lalu, dengan 59.410 orang terluka di dalamnya.
Sekitar 1,9 juta dari 2,3 juta jiwa penduduk Gaza mengungsi karena wilayahnya diserang, dan terdapat 243 orang terluka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir.
Saat ini sedang berlangsung proses tuntutan oleh Afrika Selatan terkait kasus genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina di Mahkamah Insternasional, pembacaan argumen hukum dilakukan selama dua hari sejak Kamis (10/01/24).
Writer: Ananda Fachreza Lubis
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Dialogue Pakistan