Minggu, 08 OKTOBER 2023 • 15:25 WIB

Indonesia Bakal Impor 1,5 Juta Ton Beras Sampai Akhir Tahun, Jokowi: Stok Masih Kurang

Author

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia harus mengimpor 1,5 juta ton beras hingga akhir tahun karena stok dalam negeri tak cukup memenuhi kebutuhan masyarakat.
INDOZONE.ID - Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah berencana akan melakukan impor beras sebanyak 1,5 juta ton hingga akhir tahun.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena stok yang ada di dalam negeri dirasa masih kurang.

"Stok yang ada di Bulog 1,7 juta ton, kita akan menambah lagi (impor) sampai akhir tahun kira-kira 1,5 juta ton," kata Presiden Jokowi, Minggu (8/10/2023).

Hal itu disampaikan Presiden saat meninjau panen di Desa Ciasem, Subang, Jawa Barat.

Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Stok Beras Aman, Jalin Kerja Sama dengan Satgas Pangan Polri Cegah Penimbunan

Dalam kunjungan tersebut, panen petani cukup tinggi, mencapai 9 ton per hektare. Jokowi mengaku senang dengan jumlah tersebut, karena bisa mendukungan cadangan beras di dalam negeri.

Hanya saja, Jokowi menyebut kebutuhan beras dalam negeri lebih tinggi dari stok yang ada.

Karena itu, kebijakan impor harus tetap dilakukan agar kebutuhan masyarakat dapat tetap terpenuhi dan tidak terjadi gejolak harga.

"Hasil panen bisa 9 ton satu hektare, padat sekali saya lihat, dan kita harapkan dari panen ini pasukan beras bisa menambah cadangan kita," kata Jokowi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Indonesia agar Tak Terkena Penjajahan Modern dari Barang Impor

"Tapi memang tetap masih kurang," sambungnya.

Kepala negara menerangkan, kebijakan impor harus dilakukan sebagai dampaik El Nino, yang berpengaruh pada produktivitas pertanian Indonesia.

"Kita tambah 1,5 juta ton karena El Nono akan pengaruhi produksi dan hasil panen yang ada. Sekali lagi, karena El Nono, produksi itu tetap menurun, tetap berkurang," jelas Jokowi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: