Pemerintah memperkirakan penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari atau awal Maret 2022.
Mengenai hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah menyiapkan penanganan varian omicron agar kasus tidak menjolak.
"Berkaca pada gelombang tsunami delta beberapa waktu yang lalu, pemerintah harus mengevaluasi kebijakan penanganan pandemi saat itu. Sistem dan fasilitas kesehatan kita ‘kedodoran’, tenaga kesehatan pun banyak yang berguguran,” ujar Netty kepada wartawan, Rabu (19/1/2022).
“Oleh karena itu, Pemerintah harus membangun kesiapsiagaan baik di titik hulu, perilaku masyarakat, maupun di titik hilir, yaitu sarana prasarana serta fasilitas kesehatan" tambah Netty.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini menilai saat ini penerapan prokes mulai longgar. Pasalnya dia melihat pelonggaran prokes terjadi di mana-mana. Mobilitas dan aktivitas masyarakat hampir kembali normal seperti sebelum datangnya pandemi.
"Surveilans 3T; testing, tracing, dan treatment harus dipersiapkan mengantisipasi situasi terburuk. Meski sering dikatakan omicron ini tidak separah delta, namun tetap saja preparedness harus dilakukan. Testing dan tracing ini harus diikuti dengan whole genome sequencing agar dapat dideteksi varian yang menginfeksi dari sampel yang diperiksa" tutur dia.
Selain itu Netty mengkritik kebijakan pemerintah yang membuka pintu masuk kedatangan internasional dari semua negara.
“Kebijakan ini sangat aneh dan menimbulkan pertanyaan. Satu sisi pemerintah memprediksi puncak Omicron tapi pada sisi lain justru pemerintah membuka pintu masuk untuk semua negara. Ini merupakan kebijakan yang kontradiktif dan inkonsisten. Seharusnya kebijakan pengetatan mulai dilakukan bukan justru dilonggarkan" tandas Netty.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: