Sejumlah daerah di delapan negara bagian di Malaysia tengah dilanda banjir sejak Sabtu, 18 Desember 2021. Bencana banjir itu disebut-sebut sebagai salah satu yang terparah dalam sejarah Negeri Jiran itu.
Banjir itu muncul setelah hampir di seluruh wilayah Semenanjung Malaya diguyur hujan deras tanpa henti selama 24 jam sejak Jumat malam, 17 Desember 2021. Akibatnya sejumlah sungai meluap hingga air mengalir ke pemukiman penduduk.
Ini bukan pertama kali Malaysia dilanda banjir besar. Sebelumnya pada 2014 lalu, negara itu dilanda banjir yang disebut-sebut paling parah dalam sejarah. Bencana itu memaksa sekitar 118.000 orang mengungsi.
Paling parah ada di Selangor
Negara bagian Selangor menjadi wilayah terparah yang terdampak banjir di Malaysia. Sejumlah sungai di Selangor masih meluap dan sebagiannya melimpah hingga ke pemukiman penduduk sehingga menutup jalan.
Dalam laporan Reuters disebutkan 11.000 orang yang terdampak banjir di seluruh Malaysia telah dievakuasi, 4.000 orang di antaranya berasal dari Selangor.
Selangor merupakan negara bagian paling kaya dan terpadat di Malaysia, hujan yang berlangsung selama 24 jam tanpa henti memicu genangan air hampir di seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah yang berdekatan dengan ibu kota Kuala Lumpur.
"Agak kacau sekarang di Selangor. Di negara bagian lain persiapan bisa dilakukan lebih awal. Namun di Selangor, banjir terjadi tiba-tiba," kata Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob.
Curah hujan sangat tinggi
Penyebab utama terjadinya banjir di Malaysia karena curah hujan yang sangat tinggi. Bahkan curah hujan dalam sehari melebihi rata-rata curah hujan dalam sebulan.
"Curah hujan tahunan di Kuala Lumpur adalah 2.400mm dan ini berarti curah hujan kemarin telah melebihi rata-rata curah hujan selama sebulan, itu di luar perkiraan kami dan hanya terjadi sekali dalam seratus tahun," kata Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Air Malaysia (KASA) Dr Zaini Ujang dilansir Channel News Asia.
Zaini mengungkapkan curah hujan yang tinggi dipengaruhi oleh faktor aliran monsun dan sistem cuaca tekanan rendah yang mencapai tingkat depresi tropis yang terbentuk di Laut China Selatan sejak 12 Desember.
Hingga saat ini Malaysia terus diguyur hujan dan diperkirakan akan berakhir dalam waktu dekat ini karena cuaca tekanan rendah di Selat Melaka telah menjauh dari negara itu dan menuju Laut Andaman.
Korban jiwa terus bertambah
Korban jiwa akibat banjir Malaysia dilaporkan terus bertambah. Hingga Selasa, 21 Desember 2021, jumlah korban jiwa mencapai 14 orang dengan rincian delapan dari Selangor, sisanya dari Pahang.
"Ini menambah jumlah orang tewas dalam banjir yang melanda delapan negara bagian menjadi 14," demikian laporan dilansir kantor berita nasional Bernama.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia mencatatkan sebanyak 60.000 orang dari delapan negara bagian terdampak banjir, 35.000 orang di antaranya berada di Pahang.
Malaysia gelontorkan Rp340 miliar
Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan pihaknya menggelontorkan dana sebesar 100 juta Ringgit atau sekira Rp340 miliar untuk penanganan dampak bencana.
Dana itu akan dialokasikan untuk memperbaiki seluruh rumah warga yang terdampak banjir dan infrastruktur yang rusak.
Kementerian Sosial juga sudah mengirimkan makanan ke seluruh warga yang terdampak banjir.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: