Sebuah kisah mengharukan diungkap seorang anak buah kapal (ABK) yang dengan perjuangan tiga hari dua malam terdampar di lautan bisa selamat hingga akhirnya bisa bertemu keluarga.
Reki Heriadi (23) tak bisa membayangkan sebelumnya kalau dia jadi korban terjatuh dari KM Star 86 saat berlayar di latuan Anambas dari Kota Tanjung Pinang.
Kapal motor tempat Reki bekerja sehari-hari mengangkut barang-barang sembako.
Minggu 19 September 2021 pukul 02.00 WIB, dia melakukan tugasnya seperti biasa. Memeriksa mesin kapal.
Namun saat ingin mencuci tangan di buritan kapal, Reki terpeleset akibat memijak minyak mesin. Saat itu juga dia terjatuh ke dalam laut.
"Saya betulkan pipa minyak. Habis itu saya langsung mau cuci tangan. Itu kan licin kaki dari kamar mesin, langsung kepleset jatuh," kata Reki Heriadi yang diwawancara Solehuddin Nawawi melalui kanal Youtubenya seperti yang dikutip Indozone, Kamis (23/9/2021).
Di atas kapal cuma ada 4 awak kapal termasuk nakhoda. Namun saat dia terjatuh, Reki tak memikirkan lagi untuk meminta tolong karena kerasnya suara mesin kapal.
Dia memilih untuk menghemat tenaganya supaya bisa bertahan terombang-ambil di laut.
Saat berada di atas air laut, gelombangnya cukup tinggi mencapai 2 meter.
Cuma mengenakan celana dalam yang melekat di tubuhnya, selama 6 jam pula Reki berusaha berenang.
Dia sekuat tenaga agar bisa bertahan hidup sebelum akhirnya menemukan atol sebuah pulau karang yang berada di tengah lautan di perairan Anambas.
Saat itu syukur tak terhingga dipanjatkannya ternyata bisa menemukan pulau itu yang menandakan dia bisa bertahan hidup lebih besar lagi.
Pulau tersebut merupakan Bukit Tokong Malang Biru, Kepulauan Anambas, Kepri.
"Pertama saya berenang (gaya) dada, setelah lemas. Saya mengapung dengan cara telentang untuk mengumpulkan tenaga. Perlahan berenang lagi hingga alhamdulillah sampai ke tokong," katanya.
Selama dua hari Reki berada di atol. Selama itu pula dia berusaha bertahan tanpa makan dan minum dari genangan air hujan yang tertampung dari lubang-lubang pulau karang itu.
"Itu mungkin mukjizat dari doa orang tua, orang kampung. Saya tuh dibawa gelombang hingga ke dasar karang, hampir tenggelam. Tapi kemudian terangkat gelombang lagi naik ke atas. Saya pegang batunya," katanya.
Selama itu pula Reki tidur di lubang pulau yang memiliki tebing yang cukup curam itu.
Saat itu dia mengaku tidak takut, apalagi saat malam. Yang dipikirkannya hanya nasib kedua orangtuanya saat dia berjuang hidup di pulau.
Hari pertama di atas pulau karang itu, Reki berusaha menjalin komunikasi berharap ada kapal yang berusaha mencarinya. Dia yakin bahwa orang-orang di kampung akan menolongnya dan tidak akan tinggal diam.
Dia meraih ranting-ranting pohon dan botol bekas digunakan untuk mengirimkan sinyal SOS supaya bisa ditemukan.
Beruntung memasuki hari kedua, abangnya dan tim Basarnas mendekati pulau karang yang dijadikan Reki untuk bertahan.
Saat dua kapal motor pencari dan kapal Basarnas tampak di kejauhan dia langsung berusaha memberikan tanda dengan melambaikan tangannya.
"Saya bangun tidur saat itu. Saat itu langsung terkejut. Ini mukjizat, saya langsung kasi sinyal melambai. Langsung patahkan ranting besar guna memberikan tanda," katanya.
Artikel Menarik Lainnya:
- Video Detik-detik Mengerikan Mobil Masuk Sungai Konawe, 3 Penumpang Tewas Tenggelam
- Lumuri Tahi Si Kece, Irjen Napoleon Ternyata Pernah Jadi Bintang Sinetron, Aktor Utama
- Tak Hanya Lumuri Kotoran, Irjen Napoleon Juga Hadiahi Kece Luka di Bagian Vital Ini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: