Selasa, 31 AGUSTUS 2021 • 11:57 WIB

Cerita Ketum PAN Diundang untuk Hadir ke Istana Bersama Partai Koalisi Jokowi-Ma’ruf

Author

Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan (Instagram @zul.has)

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menceritakan awal mula pihaknya diundang ke Istana oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna mengikuti pertemuan dengan partai koalisi pemerintahan.

Menurut Zulkifli enam hari sebelum pertemuan, dirinya dihubungi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Dia mengaku tak mengetahui jika diundang ke Istana untuk hadir bersama parpol koalisi pemerintah.

Baca Juga: Zulkifli Hasan Bertemu Presiden, Viva Yoga: PAN Partai Politik Pendukung Pemerintah

"Memang waktu kemarin itu saya ditelpon oleh Mas Pram itu 6 hari sebelum acara itu. Saya nggak tahu kalau ada pertemuan besar," kata Zulkifli saat Rakernas PAN, Selasa (31/8/2021).

Satu hari menjelang pertemuan, pria yang akrab disapa Zulhas ini baru mengetahui jika ternyata diundang ke pertemuan partai koalisi. Adapun dia mengetahui usai diberitahu oleh Sekjen PAN Eddy Soeparno.

"Tum, kita diundang ini ketua-ketua partai koalisi dan sekum hadir. Oh ya oke," ujar Zulhas mencontohkan Eddy.

Bagi dia undangan untuk hadir dalam pertemuan koalisi pemerintahan adalah sebuah kehormatan. Karena PAN diberikan kesempatan untuk menyampaikan pikiran-pikirannya kepada Presiden Jokowi langsung.

“Bagi kami tentu itu jadi suatu kehormatan,” tutur Zulhas.

Wakil Ketua MPR RI ini menyatakan saat pertemuan dengan parpol koalisi ini dirinya tak bicara banyak. Sebab ia merasa baru pertama kali diundang meskipun banyak hal yang ingin disampaikannya.

"Tapi karena baru pertama kali kemarin diundang, ya saya bicaranya gak banyak, walaupun di kepala saya banyak sekali yang ingin saya sampaikan. Tapi ya karena baru pertama, ramai-ramai," urai dia.

Lebih lanjut Zulhas menuturkan Jokowi menyampaikan masalah yang dihadapi bangsa saat ini. Pertema uakni Covid-19, ekonomi, serta hubungan pemerintah pusat dan daerah.

“Satu mengenai Covid-19, dua mengenai ekonomi, ketiga mengenai hubungan pusat-daerah,” tutup dia.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

Author
TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir