Jumat, 11 JUNI 2021 • 22:20 WIB

Sadis! Pria ini Tega Aniaya Bocah Surabaya hingga Tewas Dihadapan Anaknya, HP-nya Dirampas

Author

Pelaku penganiayaan yang menewaskan seorang bocah digelandang di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (11/6). (photo/ANTARA Jatim/Hanif Nashrullah)

Seorang pria usia 45 tahun asal Garut, Jawa Barat, bernama Wahyu Buana Putra Morita tega aniaya bocah hingga meninggal saat tinggal di rumah kos Jalan Kupang Krajan V/28 Surabaya.

Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hartoyo mengatakan korban berinisal JM berusia 12 tahun, warga Kupang Krajan IV Surabaya, merupakan teman bermain dari dua anak pelaku.

"Kejadiannya tanggal 25 Mei 2021. Saat itu korban JM sedang bermain dengan kedua anak pelaku di rumah kos Jalan Kupang Krajan V Surabaya," katanya kepada wartawan di Surabaya, Jumat (11/6) sore dikutip dari ANTARA.

Bahkan diketahui, pelaku baru saja pindah empat hari di rumah kos tersebut bersama kedua anaknya, masing-masing berusia 11 dan 14 tahun.

"Pelaku sudah berpisah dengan istrinya. Dia membawa dua anaknya ke Surabaya," katanya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, AKBP Oki Ahadian Purwono, menandaskan di Surabaya Wahyu tidak bekerja.

Baca juga: Bejat! Oknum Pembina Ponpes Solok Sumbar Sodomi 3 Santri, Diiming-iming Boleh Main Game

Wahyu menganiaya bocah tidak berdosa yang bertandang untuk bermain dengan kedua anaknya itu hanya untuk merebut telepon seluler.

Wahyu diketahui menganiaya dengan cara menghantamkan balok paving beberapa kali ke arah kepala korban. Sadisnya, penganiayaan itu, dilakukan di depan kedua anaknya. Korban JM tidak tewas seketika. 

Bocah itu sempat ditolong warga dan dilarikan ke RSUD Dr Soetomo hingga akhirnya meninggal dunia pada 2 Juni 2021.

Wahyu mengakui, bersama kedua anaknya, sempat menyaksikan korban JM yang sedang sekarat dengan mata terbelalak.

Namun, dia tidak peduli. Lantas merebut Hp milik korban dan membawa serta kedua anaknya kabur. Hp tersebut dirinya jual seharga Rp500 ribu untuk bekal melarikan diri.

Selama kabur, dia bersama kedua anaknya tidur dari warung ke warung pinggir jalan yang sudah tutup. Terkadang menginap di masjid.

Hingga akhirnya, tertangkap pada 9 Juni 2021 saat menginap di sebuah masjid kawasan Tangerang, Banten.

"Kedua anaknya, sementara ini kami serahkan untuk dirawat ibunya. Kami siapkan psikolog untuk memulihkan psikologisnya," ucap AKBP Oki.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir