Rabu, 14 APRIL 2021 • 18:10 WIB

Sejarah Hari Ini: Tragedi Tenggelamnya Kapal Titanic

Author

Kapal Titanic (photo/wikimediacommons)

Titanic merupakan kapal terbesar dan termegah di dunia pada pelayaran perdananya.

Kapal Titanic adalah kapal samudera kelas Olympic milik White Star Line.

Kapal ini dibangun pada tahun 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast.

Sepanjang sejarah, Kapal RMS Titanic menjadi satu-satunya kapal yang tenggelam akibat menabrak gunung es.

Peristiwa tenggelamnya kapal Titanic mengakibatkan kematian sebanyak 1.514 orang dari 2.227 total penumpang, dengan jumlah selamat hanya 710 orang.

Kapal Titanic Menabrak Gunung Es

Gunung es yang ditabrak kapal Titanic (photo/wired)

Rabu, 10 April 1912 kapal Titanic berlayar untuk pertama kalinya mengangkut 922 penumpang dari Southampton, Inggris.

Kemudian berhenti di Cherbourg, Prancis dan Queenstown, Selandia Baru untuk mengangkut sejumlah penumpang lainnya.

Empat hari pasca pelayaran, tepatnya hari Minggu, 14 April 1912, kapal Titanic menyusuri pesisir Irlandia, lalu melintasi Atlantik Utara.

Suasana sore itu tampak tenang, cuaca pun cerah, hanya saja suhu sangat dingin.

Titanic kemudian menerima peringatan dari kapal-kapal lain, akan keberadaan tumpukan es di wilayah Grand Banks of Newfoundland.

Meski begitu, kapal Titanic terus berlayar dengan kecepatan penuh.

Kapten Edward John Smith yang bertugas, sempat berujar bahwa lautan yang mereka lewati merupakan lautan paling tenang yang pernah ia lihat seumur hidupnya.

Pukul 23.40 malam, pengawas Frederick Fleet melihat gunung es tepat di depan Titanic.

Fleet langsung membunyikan lonceng peringatan 3 kali dan menghubungi anjungan.

Kru kapal yang berada di ruang mesin pun langsung berusaha menghentikan kapal.

Meski haluan kapal mulai bergerak ke kiri, 30 detik kemudian Titanic tak bisa menghindari gunung es dan menabraknya dengan kencang.

Akibatnya, sebanyak 5 kompartemen lambung kapal Titanic mengalami kerusakan parah.

Kapten Smith kemudian mengelilingi dek bawah untuk memeriksa kerusakan.

Sayangnya, Thomas Andrew sang desainer kapal mengatakan Titanic masih bisa mengapung jika hanya 4 kompartemennya yang rusak.

Andrew lalu memperhitungkan, bahwa Titanic akan tenggelam dalam 1-2 jam ke depan.

Kapten Smith lalu memerintahkan untuk membangunkan seluruh penumpang dan kru, serta menyiapkan sekoci.

Nahasnya lagi, kapal Titanic minim sekoci dan kekurangan prosedur darurat.

Para kru kapal akhirnya mengutamakan penumpang perempuan dan anak-anak menempati sekoci terlebih dahulu.

Kapal Titanic Terbelah Dua dan Karam

Kapal Titanic tenggelam (photo/wikimediacommons)

Di tengah suasana panik dan mencekam, grup musik klasik pimpinan Wallace Hartley tak beranjak dari tempatnya.

Mereka terus memainkan musik-musik penyemangat bagi para penumpang kapal yang berhamburan.

Air laut pun menembus kompartemen Titanic yang pecah, hingga memenuhi kompartemen lainnya sampai meluap.

Kondisi tersebut menyebabkan haluan kapal tenggelam, sedangkan buritan kapal naik hampir tegak lurus ke udara.

Sekitar pukul 02.20 tanggal 15 April 1912, kapal Titanic pecah dan terbelah menjadi dua bagian.

Buritan dan haluan kapal Titanic tenggelam hingga ke dasar samudera.

Seluruh penumpang dan awak kapal yang masih berada di dalam kapal, tewas tenggelam.

Beberapa orang yang menceburkan diri ke laut juga meregang nyawa terkena hipotermia akibat dinginnya suhu air laut Atlantik.

Diramalkan Dalam Novel

Ilustrasi kapal Titanic (photo/indiatvnews)

Sebelum kapal Titanic menabrak gunung es hingga karam pada tahun 1912, seorang novelis bernama Morgan Robertson dianggap telah "meramalkan" peristiwa nahas tersebut.

Ia menerbitkan sebuah novel berjudul The Wreck of the Titan: Or Futility pada tahun 1898.

Novelnya mengisahkan sebuah kapal yang bernama Titan, tenggelam di Samudera Atlantik bagian utara.

Kapal tersebut menabrak gunung es dalam perjalanannya dari Southampton ke New York City, persis seperti peristiwa Titanic.

Dalam novel tersebut juga diceritakan bahwa kapal Titan tenggelam pada malam hari di bulan April, sama halnya dengan kapal Titanic.

Yang lebih mencengangkan, Robertson menuliskan kapal Titan tenggelam 400 mil atau sekitar 643,7 kilometer dari Newfoundland, lokasi yang sama ketika Titanic karam.

Namun, Robertson mengaku bahwa cerita dalam novel yang dibuatnya, murni hanya sebuah kebetulan semata.

Fenomena Bulan Purnama dan Aurora Borealis

Ilustrasi Titanic (photo/pinterest)

Sebuah penelitian yang dipublikasikan melalui situs resmi NASA, menyatakan bahwa tahun 1912 telah terjadi fenomena alam.

Yaitu, bulan purnama penuh sejajar dengan matahari. Fenomena ini menyebabkan tarikan medan gravitasi yang kuat, terutama di lautan lepas.

Yang mengakibatkan gelombang besar terjadi di laut, dan bongkahan-bongkahan es raksasa bergerak tanpa bisa diprediksi.

Sementara itu, peneliti cuaca menemukan fenomena aurora borealis terjadi pada malam sebelum tenggelamnya kapal Titanic.

Sehingga muncul badai geomagnetik besar yang memengaruhi sistem navigasi kapal Titanic secara keseluruhan. 

Maka, transmisi radio antara Titanic dan kapal lain di sekitarnya terganggu, karena proses pengiriman pesan darurat terhambat.

Hal inilah yang menyebabkan teknologi Titanic tidak bisa diandalkan untuk memberikan peringatan dini kepada kru kapal.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: