Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 tembus sebesar US$404,7 miliar atau sekitar Rp5.868,15 triliun (kurs Rp14.500). Lantas, bagaimana dampaknya pada ekonomi Indonesia?
Peneliti bidang Ekonomi The Indonesian Institute (TII), M. Rifki Fadilah, mengatakan dampak yang paling jelas bisa dilihat dari utang itu ialah dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Dampaknya yang jelas utang ini dimanfaatkan untuk program pemulihan ekonomi nasional," kata Rifki kepada Indozone, Jakarta, Senin (20/7/2020).
Menurut Rifki, jika program PEN sudah berjalan atau direalisasikan pemerintah lewat kementerian lembaga (K/L) yang maka dampak riil dari utang luar negeri itu akan terlihat pada perekonomian Indonesia. Jika memang utang melalui turunannya untuk pembiayaan ke program PEN.
"Kemudian, baru dari PEN ini yang akan berdampak ke perekonomian. Tanpa adanya utang tentu tidak ada pembiayaan untuk menjalankan program PEN ini," ungkapnya.
Dia menerangkan, supaya utang itu dapat dirasakan dampaknya ke perekonomian maka program PEN harus dijalankan dengan baik. Adapun dampak utang yang digelontorkan pada program PEN akan bisa dilihat hasilnya pada pertumbuhan ekonomi kuartal IV.
"Oleh sebab itu, pada putaran akhirnya sebetulnya supaya utang dapat berdampak ke perekonomian nasional maka program PEN ini harus direalisasikan dengan baik," pungkasnya.
Sekadar informasi, BI mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 tembus sebesar US$404,7 atau sekitar Rp5.868,15 triliun (kurs Rp14.500).
Utang tersebut terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$194,9 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$209,9.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko mengatakan, ULN Indonesia tersebut tumbuh 4,8% (year on year / yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2020 sebesar 2,9% (yoy).
"Peningkatan utang dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN Pemerintah maupun swasta. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan ULN berdenominasi rupiah," kata Onny di Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: