Seorang anak muda menjadi korban penipuan dalam angkot di Medan, baru-baru ini. Modusnya, pelaku pura-pura menjatuhkan benda mirip perhiasan, lalu mengiming-imingi akan menjualnya bersama korban dan menjanjikan bagi hasil. Namun, sebelum itu terjadi, korban dimintai uang. Setelah itu, pelaku kabur.
Sebelum melakukan aksi 'tipu-tipunya' itu biasanya pelaku mendekati korban dan menunjukkan ada benda terjatuh. Setelah itu dia akan memberi kode 'sssssssst' sambil merapatkan salah satu jarinya ke bibir. Maksudnya, agar diam, jangan beritahu siapa-siapa.
Kode pelaku penipuan itu diungkap seorang karyawan di toko emas, saat seorang anak muda yang mengaku baru saja kena tipu, datang ke tokonya.
"Kalau gitu, diamkan saja. Memang begitu modusnya, pura-pura melihat barang jatuh, itu sudah dijatuhkannya sebelumnya di bawah kursi, udah itu baru dikasihnya kode 'ssssssst....'. Biasanya begitu," katanya, seperti dalam video yang dibagikannya di akun Facebook-nya, Despa Pandia, Minggu (28/6/2020) lalu.
Pekerja di toko emas itu rupanya bukan sekali dua kali mendapatkan modus penipuan serupa.
"Sudah berapa kali datang orang, yang sudah kena tipu seperti itu, ke sini," katanya.
"Itu penipuan, sudah banyak datang ke sini. Sekitar lima orang sudah datang. Seperti in juga (modus penipuannya)," sambung karyawan toko emas tersebut.
Tak hanya dimintai uang, korban juga diminta jaminan ponsel.
"Iya seperti ini. Kasihan, ada yang Rp 500 ribu, ada yang hp," katanya, seperti direkam dalam video yang beredar di media sosial.
Petugas toko itu berpesan, apabila menemukan orang yang menawarkan seperti itu, sebaiknya didiamkan saja, jangan diladeni.
"Itulah makanya, sudah kubilang, kalau di angkot itu, kalau misalnya ada sepertti ini, diam kan saja," katanya sembari memperagakan kode yang biasa digunakan penipu untuk meyakinkan korban.
Korban Anak Muda
Saat itu, karyawan toko itu kedatangan seorang anak muda yang membawa emas, yang ternyata palsu.
Menurut penuturan anak muda itu, sebelumnya dia menumpang angkot dari Kampung Lalang menuju Amplas. Saat itu, di dalam angkot hanya ada dua penumpang, yakni dia dan seorang penumpang laki-laki. Ketika angkot tiba di kawasan Sei Sikambing, lelaki itu menyambung ke angkot yang lain.
Di tengah jalan, penumpang yang tidak dikenalnya itu memberi kode setelah melihat benda menyerupai emas jatuh di angkot. Kode itu dimaksudkan agar dia diam dan tidak memberitahukannya kepada sopir.
Penumpang lain itu mengiming-iminginya pembagian hasil penjualan emas nantinya. Namun sebelum itu, dia meminta uang senilai Rp 1 juta untuk kembali ke rumah.
Agar korbannya yakin, penumpang tadi memberinya 'jaminan' berupa benda menyerupai emas, yang seolah-olah ditemukan secara tidak sengaja di angkot tadi. Tak ada rasa curiga, anak muda yang ketiban sial itu pun memberinya uang dan menyimpan 'jaminan palsu' tersebut.
Si pelaku berjanji akan kembali paling lama satu jam. Namun, sudah empat jam ditunggu penipu itu tak kunjung balik. Korban yang mulai curiga mendatangi toko emas untuk memeriksa keaslian benda yang ada di tangannya tersebut. Ternyata, benda itu 'emas palsu', yang dijadikan sebagai 'umpan' untuk menipu korbannya.
Anak muda itu lemas setelah menyadari bahwa dia baru saja ditipu.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: