Rabu, 01 JULI 2020 • 14:14 WIB

Program B30 Lancar di Masa Pandemi Covid-19

Author

Ilustrasi bahan bakar biodiesel B30. (ANTARA/Chairul Rohman)

Program B30 merupakan salah satu program andalan pemerintah yang telah terbukti mengurangi devisa keluar dengan cara mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis diesel yang tidak ramah lingkungan dan memanfaatkan bahan bakar nabati hasil pengolahan dari minyak sawit berupa Crude Palm Oil (CPO) menjadi Biodiesel/Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang diproduksi di dalam negeri dan dicampurkan sebesar 30% kedalam Bahan Bakar Minyak Jenis Diesel.

Dalam rangka memastikan kelanjutan program B30 di masa pandemi Covid-19 saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah menerbit Keputusan Menteri ESDM Nomor 105 K/12/MEM/2020 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati (HIP BBN) jenis Biodiesel yang dicampurkan ke dalam bahan bakar minyak pada Masa Kedaruratan Kesehatan masyarakat dan Bencana Alam Nasional Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dengan besaran konversi Crude Palm Oil menjadi Biodiesel/FAME adalah sebesar USD 80/MT dari sebelumnya USD 100/MT dan berlaku efektif pada tanggal 1 Juni 2020.

Paulus Tjakrawan selaku Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) menjelaskan, di masa pandemi Covid-19, semua pihak harus berpartisipasi dan mendukung keberlangsungan program B30 seperti pengurangan HIP BBN, yang mana akan dievaluasi secara menyeluruh dalam waktu 3 bulan.

"Dalam evaluasi tentunya akan dilihat tentang PSBB, Harga bahan baku dan lain-lain," kata Paulus saat dihubungi Indozone, Selasa (30/6/2020).

Ilustrasi bahan bakar biodisel B30 (ANTARA/Aprillio Akbar)

Paulus juga menerangkan, saat ini dalam keadaan sulit dengan turunnya HIP BBN yang semula USD 100/MT menjadi USD 80/MT. Dia pun menyampaikan bahwa solidaritas bersama memang sangat diperlukan saat ini. 

"Solidaritas bersama memang sangat diperlukan. Untuk itu Pemerintah dan semua pemangku kepentingan berusaha agar B30 tetap berlangsung," tegasnya.

Dia berharap, Program B30 tetap berjalan, sehingga harga sawit akan tetap terjaga dalam arti seandainya turun karena berkurangnya permintaan, namun tidak signifikan. 

"Perusahaan Biodiesel pada umumnya memakai bahan baku CPO/RBDPO dan proses di pabriknya tidak dimulai dengan TBS. Apa yang dapat kami dukung adalah dengan menjaga harga sawit dengan memproduksi Biodiesel yang digunakan secara luas," paparnya.

Paulus juga meminta pemerintah dan para pemangku kepentingan tetap berupaya mempertahankan program B30 secara komprehensif. Walaupun perlu ada kajian lebih lanjut mengenai hal ini.

"Perlu adanya kajian lagi segera, guna mempertahankan program B30 secara komprehensif,"  pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir