Selasa, 12 NOVEMBER 2019 • 07:35 WIB

Ragam Drama di HUT Nasdem: Pelukan Jokowi hingga Insiden Mega-Paloh

Author

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Wakil Presiden Maruf Amin (tengah) berjalan bersama Surya Paloh (kiri) saat HUT ke-8 Nasdem, Senin (11/11). (Antara/Indrianto Eko Suwarso).

Partai Nasdem memperingati hari jadi yang ke-8 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11) malam. Surya Paloh selaku ketua umum mengundang para pejabat hingga elite partai politik. 

Dari kalangan pejabat nampak hadir Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Bambang Soesatyo (Ketua MPR), Puan Maharani (Ketua DPR), hingga Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta). 

Adapun para ketua umum parpol yang muncul adalah Megawati Soekarnoputri (PDIP), Airlangga Hartarto (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), Grace Natalie (PSI), serta Zulkifli Hasan (PAN). 

Peringatan HUT Nasdem berlangsung meriah dan penuh drama. Isu-isu terkait perpecahan dalam tubuh koalisi pemerintah, hubungan personal antarelite, hingga polemik politis muncul dalam acara tersebut.

Berikut ini adalah sejumlah drama yang tersaji ketika HUT Nasdem.

Insiden Mega-Paloh

Puan Maharani swafoto dengan Surya Paloh dan Megawati Soekarnoputri (Instagram/@puanmaharaniri).

Jokowi berbicara insiden Surya Paloh dan Megawati yang tidak bersalaman ketika pelantikan anggota dewan, Oktober 2019. Kalimat itu dikatakan Presiden ketika memberikan sambutan dalam HUT Nasdem. 

Jokowi menilai Megawati tidak menyadari keberadaan Surya Paloh. Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengklaim tidak ada unsur kesengajaan dari Mega untuk tidak menyalami Paloh. 

"Kalau Bu Megawati enggak nyalami Bang Surya itu cuma kelewatan. Jangan dimasalahkan hal kecil seperti itu," kata Jokowi disambut riuh kader Nasdem.

Respons Paloh ke Mega

Surya Paloh (Antara/Nova Wahyudi).

Surya Paloh pun merespons kabar tak sedap terkait dirinya dengan Megawati. Bos grup media itu secara tidak langsung membantah hubungannya tidak harmonis dengan pimpinan Partai Banteng. 

"Kami sayang kepada tokoh-tokoh bangsa ini. Jangan pernah ragukan lagi betapa saya masih sayang kepada Mbak Mega," kata Surya Paloh. 

Surya Paloh menekankan ungkapan sayang itu sangat penting. Sebab, dunia politik geger ketika Megawati tidak menyalami dia ketika pelantikan anggota dewan. 

"Ini penting sekali, karena saat Mbak Mega enggak salami saya, rusak semua Indonesia," ujar Surya Paloh. 

Pelukan Jokowi

Presiden Jokowi berpelukan dengan Surya Paloh ketika HUT ke-8 Nasdem di Jakarta International Teathre, Jakarta, Senin (11/11). (Antara/Indrianto Eko Suwarso).

Beberapa waktu lalu Jokowi menyinggung kemesraan Surya Paloh dan Presiden PKS, Sohibul Iman. Presiden 'cemburu' karena tidak pernah mendapat perlakuan itu dari Surya Paloh. 

Dalam HUT Nasdem, Jokowi diberi kesempatan untuk memberikan sambutan. Mantan Wali Kota Solo itu lagi-lagi menyinggung keakraban Surya Paloh dengan Sohibul Iman.

"Jadi setelah ini, saya akan peluk erat bang Surya, lebih erat dari beliau peluk Sohibul Iman," kata Jokowi ketika memberikan sambutan pada HUT Nasdem. 

Jokowi kemudian meninggalkan podium dan kembali ke kursinya yang berada di sebelah Surya Paloh. Mereka lalu berpelukan erat. 

Senyum nampak merekah di wajah Jokowi dan Surya Paloh. Drama itu pun disambut meriah para kader Nasdem yang hadir di lokasi. 

Salam Jokowi

Presiden Jokowi memberikan sambutan pada penutupan Kongres II Partai Nasdem dan HUT ke-8 Partai Nasdem di Jakarta International Teathre, Jakarta, Senin (11/11). (Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Dalam pidatonya di HUT Nasdem, Jokowi menyampaikan salam untuk semua agama. Mulai dari Islam, Hindu, hingga Budha.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat malam, salam sejahtera untuk kita semua. Om Swastyastu, Namo Buddhaya, salam kebajikan," kata Jokowi ketika memberikan sambutan di HUT Nasdem. 

Salam lintas agama yang diucapkan Jokowi, sejatinya tengah menjadi sorotan MUI Jatim. MUI Jatim mengimbau para pejabat tidak memakai salam pembuka semua agama ketika berpidato.

Imbauan itu terdapat dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 bertandatangan Ketua MUI Jatim, KH. Abdusshomad Buchori. Isinya, ada poin yang menyeru para pejabat menggunakan salam sesuai ajaran agama masing-masing. 

Misalnya, pejabat yang beragama Islam cukup menggunakan kalimat Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Artikel Menarik Lainnya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir
FOLLOW OUR SOCIAL MEDIA