Sabtu, 31 AGUSTUS 2019 • 11:07 WIB

Panjat Pinang, Lomba 17 Agustus yang Tak Lagi Jadi Favorit Utama

Author

Panjat pinang. (Antara/Adeng Bustomi)

Masyarakat Indonesia biasa merayakan hari kemerdekaan dengan mengadakan sejumlah perlombaan yang seru. Entah itu makan kerupuk, tarik tambang atau panjat pinang. 

Lomba yang disebutkan terakhir di atas menjadi perlombaan yang ditunggu banyak orang. Bukan hanya karena hadiahnya yang menarik, tetapi menjadi tontonan yang benar-benar seru. 

Para peserta harus bekerja sama agar bisa mencapai puncak demi meraih hadiah. Tantangannya adalah batang pinang biasanya diberi oli, sehingga menjadi licin dan sangat sulit untuk peserta naik ke atas.

Namun, berdasarkan hasil polling yang dilakukan Indozone mulai 17 Agustus hingga 30 Agustus 2019, panjat pinang ternyata bukan lagi lomba paling favorit.

Hasil polling Indozone soal lomba 17 Agustus paling favorit. (dok. Indozone)

Panjat pinang hanya mendapatkan 13 persen dari total suara. Lomba ini kalah pamor dengan makan kerupuk dan tarik tambang yang mengoleksi 18 persen suara. Bahkan, panjat pinang kalah dari balap karung yang meraup 14 persen suara.

Sejarah Panjat Pinang

#KAMUHARUSTAU Panjat pinang ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya, lomba ini digelar untuk acara besar seperti pernikahan atau hajatan. 

Caranya sama seperti saat ini. Para peserta bersaing untuk sampai ke atas demi mendapatkan hadiah.

Panjat pinang. (Antara/Kornelis Kaha)

Dulu, hampir semua peserta adalah pribumi yang memperebutkan hadiah berupa bahan-bahan pokok seperti beras, roti, gula dan pakaian. Tentunya, barang-barang tersebut sudah terbilang mewah pada saat itu. 

Kini, meski tata cara permainannya tetap sama, namun hadiahnya berbeda. Tak jarang barang-barang unik yang jadi rebutan. Mulai dari sepeda, kipas angin, ember dan ada juga yang memperebutkan sangkar burung.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: