Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, tengah menyiapkan peta rendaman tsunami dalam skala detail 1:10.000. Peta topografi yang paling detail di Indonesia skalanya baru 1:25.000 dan hanya melingkupi wilayah Jawa. Di luar wilayah Jawa, skalanya belum detail.
Peneliti Paleotsunami Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto mengatakan, peta tersebut dapat menjadi acuan kuat untuk perencanaan tata ruang wilayah pesisir.
"Dari peta tersebut akan bisa dipetakan data dasar ancaman tsunami seperti daerah yang tergenang sehingga bisa dihitung risiko dan direncanakan upaya pengurangan risikonya," katanya dilansir lipi.go.id.
Peta, kata Eko, ditargetkan akan selesai pada tahun 2020 mendatang dengan tahap awal di 12 daerah yang memiliki kerentannan tinggi seperti Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Kebumen, Yogyakarta, dan Pacitan.
“Perlu segera dipikirkan strategi pengurangan risiko oleh pemerintah daerah dengan efek pembangunan di jalur Selatan Selatan Jawa,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) 2019, mengatakan untuk mengurangi risiko-risiko yang ada, sebagai negara yang termasuk paling rawan bencana, kebijakan nasional dan daerah harus bersambungan, harus sensitif, harus antisipasi terhadap kerawanan bencana yang dimiliki.
“Risiko-risiko yang kita miliki ini bisa diminimalkan, bisa dikurangi apabila ada peringatan-peringatan dini terhadap daerah-daerah yang rawan bencana, terhadap lingkungan-lingkungan yang rawan bencana,” kata Jokowi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: