Krisis ekonomi di Zimbabwe (internationalman.com)
Sri Lanka menjadi salah satu negara yang mengalami kebangkrutan baru-baru ini. Saat ini, kondisi negara tersebut cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak, kantor pemerintahan hingga sekolah tutup karena tidak ada lagi biaya operasional yang dapat negara tersebut keluarkan.
Ini semua terjadi karena negara tersebut gagal bayar atau default terhadap utang-utang negaranya. Hal tersebut selanjutnya membuat kondisi perekonomian negara semakin memburuk.
Nyatanya, hal tersebut terjadi pada beberapa negara. Menyusul Sri Lanka, beberapa negara ini terancam bangkrut. Apa saja ya? Simak daftarnya berikut ini.
Menurut Bank Dunia, melalui laporannya yang berjudul Crisis Response Group, United Nations (UN) mengumumkan bahwa terdapat negara-negara lainnya yang juga terancam bangkrut karena kemiskinan negara serta utang yang terus melilit negara tersebut. Ini daftar negara tersebut.
Semenjak Taliban menginjakan kaki dalam pemerintahan Afghanistan, negara ini menjadi salah satu negara yang juga terancam bangkrut. Bagaiman tidak, bantuan asing yang biasanya bergulir menjadi terhenti karena sanksi yang didapatkan.
Ini terbukti dari layanan transfer bank yang berhenti dan cukup menghentikan sektor perdagangan. Baru-baru ini, gempa bumi juga terjadi di negara ini.
Bagai jatuh tertimpa tangga, Afghanistan terlihat semakin sengsara dengan adanya korban jiwa yang meraup seribu orang.
kesengsaraan tersebut ditambah dengan beberapa profesi yang tak kunjung dibayarkan gajinya. Selain itu, pangan yang hampir habis juga menjadi tanda negara ini terancam bangkrut.
Argentina yang sebelumnya telah mengalami gagal bayar pada tahun 2001 dan disusul dengan krisis ekonomi, kini juga terancam semakin bangkrut. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa 4 dari 10 orang menjadi orang termiskin.
Jutaan orang Argentina bahkan hidup dari dapur umum dan bantuan sosial. Ini sangat menandakan Argentina menjadi negara yang terancam bangkrut. Tahun ini, diketahui inflasi negara ini mencapai lebih dari 70 persen.
Pada april 2022, Mesir mengalami lonajakan inflasi hampir 15 persen yang mengakibatkan sepertiga dari 103 juta penduduknya hidup dalam kemiskinan. Awal mula anacaman bangkrut negara ini terjadi akibat adanya program reformasi yang pemerintah jalankan dengan ambisius.
Program pemerintahannya ini membuat mata uang Mesir menjadi abu-abu. Selain itu, banyak produk subsidi yang juga dipotong oleh negara ini, seperti bahan bakar, air, hingga listrik.
Tak hanya itu, kebijakan bank dalam menaikkan suku bunga untuk untuk mengekang laju inflasi malah menjebak pemerintah menjadi kesulitan untuk membayar utang luar negeri yang menumpuk.
Sebelum pandemi covid-19 yang mengurung berbagai sektor pada suatau negara, Laos tercatat mengalami pertumbuhan ekonomi tercepat. Namun, hal tersebut berubah ketika pandemi melanda.
Negara ini terancam bangkrut karena utang negaranya persis menyaingi Sri Lanka. Negara ini bahkan meminta restrukturisasi utang senilai miliaran US dolar. Mata uang negara ini pun jatuh hingga 30 persen sehingga memperburuk keadaan negara.
Inflasi dan menurunnya nilai mata uang negara Lebanon hingga 90 persen, membuat negara ini menjadi negara yang terancam bangkrut. Hal tersebut berakibat pada terjadinya krisis pangan dan energi.
Bank Dunia bahkan menyatakan bahwa krisis ekonomi Lebanon telah menempati salah satu peringkat terburuk di dunia dalam lebih dari 150 tahun.
Ekonomi Myanmar terguncang dan negara ini terancam bangkrut karena pandemi covid-19 dan ketidakstabilan politik yang menghujani.
Perekonomian Myanmar diketahui telah terkonstruksi minus hingga 18 persen pada tahun 2021 silam. Hingga saat ini, angka tersebut tak akan tumbuh kearah lebih baik.
Mengatahui hal tersebut, masyarakat Myanmar banyak yang melarikan diri atau diusir dari rumah karena banyak konflik bersenjata dan kekerangan politik yang terjadi.
Setelah adanya harga minyak mentah yang melonjak hingga membuat harga bahan bakar meningkat, Paskistan terancam masuk dalam krisis ekonomi. Ini terlihat dari inflasi yang terjadi hampir 21 persen lebih.
Mata uang negara ini juga ikut merosot hingga 30 persen pada tahun 2021 lalu. Bagaimana tidak terancam bangkrut bila cadangan devisanya juga ikut turun menjadi sekitar 13,5 miliar US dolar saja.
Saat ini, Pakistan tengah meminta bantuan IMF untuk mencairkan dana talangan sebesar 60 miliar US dolar.
Tak dapat dipungkiri, Zimbabwe termasuk negara bangkrut yang terancam semakin bangkrut. Bagaimana tidak, hingga saat ini inflasi Zimbabwe tela mencapai 130 persen.
Masalah ekonomi Zimbabwe termasuk menahun dan sulit tertolong. Korupsi, rendahnya investasi, tumpukan utang, hingga hilangnya nilai mata uang menjadi penyebab negara ini bangkrut.
Setelah inflasi yang menyerang negara Turki hingga 60 persen, menjadikan mata uang Turki jatuh ke posisi terendah sejak tahun lalu.
Untuk menolong kondisi tersebut, Presiden Recep Tayyip Erdogan menerapkan kebijakan pemotongan pajak dan pemangkasan bahan bakar untuk menekan angka inflasi. Namun, hal tersebut ternyata tak menolong sama sekali.
Utang luar negeri Turki juga sudah mencapai 54 persen dari PDB negaranya. Ini cukup mengkhawatirkan, mengingat utang pemerintahannya juga mendominasi.
Dilansir dari AP, krisis ekonomi menjadi salah satu masalah besar yang memicu terjadinya kebangkrutan suatu negara. Tak hanya itu, beberapa penyebab negara bangkrut ini juga menjadi pemicunya.
inflasi yang cukup tinggi hingga puluhan atau ratusan persen menyebabkan negara menjadi collapse.
Ketika inflasi meningkat, maka daya beli masyarakat juga akan ikut tergerus hingga akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut juga diperparah dengan adanya serangan pandemi Covid-19 yang membuat beberapa negara hampir berhenti total karena kebijakan lockdown.
Ketika kebijakan lockdown berakhir, demand masyarakat tentu akan meningkat, namun supply pasti sulit mengimbangi karena proses pemulihan ekonomi tidak secepat itu terjadi.
Di sisi lain, beberapa negara juga terefek dengan adanya perang Rusia dan Ukraina. Perang ini membuat harga minyak mentah, gas, batu bara menjadi meningkat. Krisis energi pun terjadi sehingga membuat inflasi semakin tinggi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: