Ilustrasi petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada seorang bocah. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)
Kasus Covid-19 di Indonesia kembali mengalami kenaikan belakangan ini. Pada hari Kamis (16/6/2022), kasus harian Covid-19 tercatat mencapai angka 1.173. Oleh sebab itu, pemerintah pun diminta menyiapkan langkah antisipatif.
"Pemerintah harus segera mempersiapkan sistem kesehatan dan mengambil langkah untuk menekan kasus Covid-19," kata Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher kepada wartawan, Jumat (17/6/2022).
Netty khawatir jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan antisipatif, maka kasus akan terus bertambah naik. Pasalnya, belakangan ini protokol kesehatan (prokes) sudah meluai mengendur dan mobilitas masyarakat sudah kembali normal.
"Disiplin prokes masyarakat sudah mulai longgar. Tempat-tempat publik kembali dibanjiri pengunjung. Pertemuan tatap muka dan mobilitas masyarakat sudah kembali seperti sebelum ada pandemi. Apa langkah yang diambil pemerintah agar masyarakat kembali waspada?" ucap Netty.
Baca Juga: Anies Sebut Tebet Eco Park akan Dijadikan Zona Emisi Rendah, Kendaraan bakal Dibatasi
Politisi PKS ini menyayangkan sikap pemerintah beberapa waktu ke belakang yang cenderung memberikan kesan kepada masyarakat untuk melonggarkan prokes seperti, membolehkan membuka masker dan penurunan aktivitas testing.
Bahkan, kata dia, acara besar sudah diperbolehkan digelar tanpa memperhatikan prokes yang benar. Hal ini memberikan anggapan kepada masyarakat bahwa Covid-19 sudah tidak ada.
"Bahkan acara-acara besar juga sudah digelar tanpa prokes yang ketat. Pesan yang ditangkap masyarakat adalah pelonggaran, karena Covid-19 sudah landai atau bahkan hilang. Akibatnya masyarakat banyak yang tidak waspada dan cenderung mengabaikan prokes," katanya.
Netty memandang Komunikasi publik yang disalahpahami masyarakat. Sehingga memberikan berdampak pada munculnya sikap kurang responsif terhadap imbauan vaksinasi.
"Program vaksinasi booster yang telah dianggarkan pembiayaannya oleh pemerintah cenderung diabaikan masyarakat. Mereka telanjur termakan opini bahwa Covid-19 sudah hilang, untuk apa vaksinasi," tutup Netty.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: