Sebuah ledakan yang terjadi di Ibu Kota Somalia, Mogadishu, dipastikan menyebabkan sedikitnya delapan orang tewas dan 17 orang terluka. Serangan yang belakangan diketahui berasal dari bom mobil, menyebabkan sejumlah siswa dan guru di sekolah yang berada di dekat lokasi terluka.
Abdisalan Omar Ibrahim, seorang bocah 13 tahun, mengatakan ledakan terjadi di tengah pelajaran sejarah di kelasnya. Saat itu dia baru menulis judul pelajaran sejarah, mengikuti tulisan gurunya di papan tulis.
"Sebuah batu bata menghantam kepala saya dan darah mengalir ke seragam saya," kata Abdisalan dikutip dari Aljazeera, Jumat (26/11/2021).
Menurutnya, bunyi ledakan yang memekakkan telinga membuat seisi kelas terperanjat. Belum habis rasa terkejut, tembok dan atap kelas roboh menimpa siswa dan guru diiringi jeritan teman-teman sekelasnya.
Direktur Regional UNICEF Afrika Timur dan Selatan, Mohamed Malick Fall, mengutuk serangan tersebut. Apalagi banyak anak-anak tak berdosa yang turut menjadi korban.
"Sekolah dan tempat lain yang menjadi lokasi anak-anak berkumpul harusnya selalu aman bagi anak-anak," kata Mohamed Malick.
Kelompok bersenjata Al-Shabab telah mengaku bertanggung jawab dalam serangan tersebut. Kelompok bersenjata yang terkait dengan Al-Qaeda itu menyatakan, serangan yang terjadi pada Kamis (25/11/2021) itu menarget orang-orang Barat yang dikawal oleh konvoi pasukan perdamaian PBB.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: