Presiden Jokowi (ANTARA FOTO/Bagus Indahono)
Presiden Joko Widodo mengakui sempat "dibisiki" mengenai kemungkinan kasus positif Covid-19 di Indonesia melampaui India bila tidak dilakukan pengetatan.
"Bahkan tim yang ada di kanan kiri saya (mengatakan) 'Pak Ini kalau tidak bisa dihentikan Agustus akan muncul di 80 ribu (kasus), September itu di 160 ribu (kasus), kalau tidak bisa menghentikan bisa di atas India kita'," kata Presiden Jokowi, Jumat (20/8/2021).
"Hingga saat itu saya sampaikan kepada Panglima TNI dan Kapolri, tidak ada pekerjaan lain yang ada menghentikan ini, jangan sampai melompat ke 80 ribu, melompat ke 160 ribu, sekali lagi hati-hati mengenai ini," tambah Presiden.
Diketahui, per 18 Mei 2021 kasus positif Covid-19 di Indonesia masih di kisaran mencapai 3.500 per hari. Namun, begitu muncul kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, angka positif Covid-19 melonjak ke 56 ribu.
Presiden Jokowi menegaskan jika ingin ekonomi kembali tumbuh, maka kuncinya adalah menurunkan kasus Covid-19. Dia meminta Pangdam, Kapolda, Kapolres, Dandim, bekerjasama dengan warga untuk menangani pandemi.
"Kurangi yang isoman, ditarik ke isolasi yang terpusat. Ini akan sangat mengurangi sekali laju penyebaran, dan yang kedua yang berkaitan dengan vaksinasi agar dipercepat," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi pun meminta agar seluruh bupati dan wali kota agar segera menghabiskan vaksin jika stok sudah tersedia.
"Setelah datang langsung habiskan secepat-cepatnya, minta lagi. Ini pas di Agustus ini pas karena datang vaksinnya banyak sekali," tambah Presiden.
Presiden mengingatkan agar dalam kondisi pandemi saat ini dibutuhkan kepemimpinan lapangan.
"Bapak ibu semuanya harus tahu persis oksigen kota saya, kabupaten saya habis berapa minggu lagi misalnya, obat-obatan yang tidak siap apa harus tahu hariannya. Jangan sampai itu habis atau terlambat," tegas Presiden.
Presiden mengakui bahwa untuk mengantisipasi virus corona bukan pekerjaan mudah. Namun, setidaknya harus tetap bersiap agar kasus Covid-19 tidak melonjak.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: