Amien Rais. (photo/Instagram/@amienraisofficial)
Partai Amanat Nasional (PAN) ternyata nyaris bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 lalu. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno.
"Kejadiannya hari itu dua hari sebelum PAN mengumumkan pencapresan Prabowo-Sandi sebelum Pilpres," kata Eddy dalam sebuah diskusi yang digelar secara daring, Jumat (28/5/2021).
Sebagai Sekjen, kala itu Eddy sudah berkomunikasi dengan Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kritiyanto untuk memberikan kabar bahwa PAN akan bergabung dengan koalisinya, yakni mengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Namun, keputusan itu buyar setelah mendapat masukan dari tokoh sentral PAN saat itu, yakni Amien Rais.
"Tetapi karena waktu itu kita diveto kemudian kita gabung dengan Prabowo-Sandi. waktu itu memang, meskipun ketua umumnya Zulkifli Hasan tapi tentu kita mendengarkan tokoh sentral kita, tokoh senior kita pada saat itu apa pandangan beliau dan kita betul-betul memang pandangannya berbeda," ujar dia.
Eddy menjelaskan keinginan PAN yang ingin bergabung dengan koalisi Jokowi-Amin. Menurutnya, PAN tak punya DNA untuk jadi partai oposisi.
"Dan saya terus terang dihujat banyak di kalangan internal kita kok sekjen sangat berani mengatakan PAN tidak punya DNA oposisi. Memang demikian adanya menurut saya," ujar dia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: