AS Akan Umumkan Kajian Intelijen Tentang Asal Mula Covid-19 di Dunia

Presiden AS Joe Biden (REUTERS/TOM BRENNER)

Amerika Serikat akan mengumumkan hasil penelitian mendalam badan-badan intelijennya tentang asal-usul pandemi virus corona (Covid-19) yang telah menyebar ke seluruh dunia dan menewaskan jutaan orang.

Sebelum menaiki pesawat kepresidenan Air Force One untuk mengunjungi Cleveland, Ohio pada hari Kamis (27/5/2021), Presiden AS Joe Biden mengatakan, akan mengumumkan temuan tinjauan 90 hari itu kepada publik. 

“Kecuali ada sesuatu yang tidak saya sadari,” kata Biden kepada wartawan seperti dikutip VOA, Jumat (28/5/2021).

Biden memerintahkan dilakukannya peninjauan baru pada Rabu 26 Mei 2021 di tengah-tengah meningkatnya spekulasi bahwa Covid-19 mungkin akibat kebocoran di laboratorium China, dan Gedung Putih berjanji untuk menyediakan sumber daya tambahan, termasuk dari laboratorium-laboratorium nasional di Amerika.

Baca Juga: Warga Korsel yang Sudah Divaksin Covid-19 Boleh Lepas Masker

Badan-badan terkemuka intelijen AS mengatakan tahun lalu bahwa informasi mereka mendukung “konsensus ilmiah yang luas bahwa Covid-19 bukanlah buatan manusia atau hasil rekayasa genetika” tetapi mereka akan “terus memeriksa dengan cermat informasi dan intelijen yang muncul” untuk menentukan apakah wabah tersebut dimulai setelah virus ditularkan ke manusia dari hewan atau sebagai akibat dari kecelakaan laboratorium.

Dalam pernyataan baru kemarin, Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) menyatakan, badan-badan intelijen AS masih berusaha menjawab pertanyaan seputar asal-usul virus corona.

Pernyataan tersebut senada dengan Presiden Biden bahwa dua dari tiga badan intelijen utama itu lebih condong ke salah satu skenario, tetapi ketiganya hanya memiliki “selang kepercayaan yang rendah atau sedang” dalam penilaian mereka.

Para pejabat AS telah menekankan, selama berbulan-bulan kurangnya kerja sama dari pemerintah China menghalangi upaya dari luar untuk mempelajari lebih jauh tentang asal-usul virus corona yang sudah menewaskan sedikitnya 3,4 juta orang di seluruh dunia, termasuk hampir 600.000 di Amerika Serikat.

Artikel Menarik Lainnya:

• Tak Terima DKI Diberi Nilai E soal Penanganan Covid-19, Pimpinan DPRD: Lukai Nakes

• Kurirnya Diancam Pakai Senjata Tajam, SiCepat Tolak Jalur Mediasi

• Artis FTV Lady Marsella Tertipu Pengadaan Bansos Covid-19 Sebesar Rp60 Miliar