Briptu Herlis Pombili anggota polisi yang tewas di Poso. (Ist)
Briptu Herlis Pombili tewas dalam baku tembak dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di wilayah Pegunungan Kilo 7, Desa Gayatri, Kecamatan PPU, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (3/3/2021) sekitar pukul 16.00 WITA.
Sejumlah foto dirinya saat masih hidup beredar di media sosial. Salah satunya menunjukkan momen saat ia bersama sejumlah anggota Bravo 5 dari Satuan Gabungan Khusus (Satgabsus).
Dalam foto itu, Herlis terlihat tersenyum tipis sambil memegang senjata. Ia memakai seragam hijau lumut dengan bendera merah putih di lengan kirinya.
Di foto itu, juga terlihat empat rekannya, yang masing-masing juga tersenyum sambil memegang senjata laras panjang, kecuali yang berada paling depan yang mengambil gambar.
Pada fotonya yang lain, Herlis terlihat mengangkat senjata laras panjang dengan tangan kanannya seorang diri. Tangan kirinya berkacak ke pinggang. Ia memakai helm tempur warna hitam dan memakai seragam loreng-loreng Polri.
Adapun jenazah Herlis kini telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara kabupaten Poso.
Usai tewasnya Herlis, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyatakan Satgas Madago Raya TNI/Polri melakukan penyisiran di lokasi kontak tembak untuk mempersempit ruang gerak aktivitas kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora.
"Setelah TNI dan Polri banyak di sana, aktivitas mereka (kelompok MIT) semakin terjepit, mudah-mudahan bisa segera diselesaikan kelompok Ali Kalora ini," kata Rusdi, dikutip dari Antara.
Rusdi mengatakan saat ini tim gabungan TNI/Polri tengah mengincar simpatisan-simpatisan yang memberikan logistik kepada kelompok Ali Kalora tersebut.
Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora bersembunyi di pegunungan dan hutan-hutan usai kontak tembak. Tim TNI/Polri melakukan penyisiran dan pengejaran di sejumlah pegunungan di wilayah Kabupaten Poso.
"Kita sedang dalami pihak-pihak yang memberi logistik kepada kelompok ini," ujar Rusdi.
Terkait kabar Ali Kalora tertembak dalam kontak tembak pada Senin (1/3) lalu, Rusdi mengatakan pihaknya belum memastikan hal itu.
Namun kata Rusdi, dua orang yang tewas pada baku tembak tersebut adalah 11 orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora.
"Yang jelas dapat dipastikan dua itu DPO dari kelompok MIT yang meninggal dunia. Itu yang bisa dipastikan," ucap Rusdi.
Dua orang yang tertembak tersebut tidak memiliki ikatan darah dengan Ali Kalora. Kendati demikian, keduanya adalah anggota kelompok sipil bersenjata MIT Poso.
DPO MIT Poso sebelumnya berjumlah 11 orang, terbagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok berjumlah tujuh orang, dan satu kelompok berjumlah empat orang.
Kelompok yang berjumlah empat orang dipimpin Ali Kalora inilah yang terlibat baku tembak dengan tim Satuan Tugas Madago Raya, gabungan TNI/Polri, Senin (1/3).
Hingga kini Satgas Madago Raya, TNI/Polri masih melakukan pengejaran terhadap 9 DPO kelompok MIT pimpinan Ali Kalora.
Terkait pemakaman dua anggota kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora tersebut, Rusdi mengatakan jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Mereka adalah Samir alias Alfin asal Provinsi Banten; dan Khoirul, warga Kabupaten Poso yang merupakan anak mantan pimpinan MIT Poso, Santoso.
"Kewajiban Polri setelah melakukan identifikasi menyerahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Sampai sekarang masih proses identifikasi," tutur Rusdi.
Sementara itu, satu dari dua teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bernama Khoirul yang tewas saat baku tembak dengan TNI-Polri kemarin, ternyata tewas karena bom mereka sendiri yang meledak.
"Si Khoirul membawa bom rakitan dan ini meledak. Jadi mereka kena ledakannya sendiri. Jadi mereka luka kena ledakan dan ada beberapa luka karena bom yang dibawanya," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Pol Didik Supranoto saat dihubungi wartawan, Rabu (3/3/2021).
Satu teroris lainnya tewas karena terkena tembakan dari personel TNI-Polri. Total, ada dua anggota teroris MIT.
"Jadi yang satu si Alfin ini kan luka tembak karena kontak senjata," beber Didik.
Baku tembak tersebut juga menewaskan seorang prajurit TNI Praka Dedi Irawan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: