Presiden terpilih Joe Biden. (REUTERS/Kevin Lamarque).
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mungkin akan mempercepat distribusi vaksin Covid-19 ke negara bagian AS, menurut juru bicaranya pada Jumat (8/1/2020). Hal ini dilakukan untuk memulai inokulasi yang belum terlaksana dan berdampak kecil pada pandemi sepekan memasuki tahun baru.
"Presiden terpilih percaya kami harus mempercepat distribusi vaksin sambil terus memastikan orang Amerika yang paling membutuhkannya mendapatkannya secepat mungkin," kata TJ Ducklo, juru bicara transisi Biden, kepada Reuters.
Mengutip dari Antara, langkah Biden sebelum dia menjabat dalam waktu kurang dari dua minggu, tentunya akan berbeda dengan gaya pemerintahan Donald Trump yang menahan pasokan untuk memastikan bahwa dosis kedua vaksin yang diperlukan tersedia.
Langkah itu juga mengharuskan Pfizer Inc dan mitranya BioNTech SE dan Moderna Inc, pembuat dari dua vaksin virus corona pertama yang resmi untuk digunakan di Amerika Serikat, dapat mempertahankan pasokan yang konsisten sehingga suntikan kedua masih dapat diberikan sesuai jadwal.
Baca Juga: Joe Biden Jadi Presiden, Kim Jong Un: AS Tetap Musuh Terbesar Korut!
Hingga Jumat, sekitar 6 juta orang di seluruh Amerika Serikat telah menerima suntikan pertama dari dua suntikan, terhitung kurang dari sepertiga dari lebih dari 21 juta dosis yang dikirim hingga saat ini, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Beberapa mulai mendapatkan dosis kedua minggu ini.
Jumlah itu jauh dari 20 juta vaksinasi yang telah dijanjikan oleh pemerintahan Trump pada akhir 2020 saat pandemi tidak terkendali dengan rekor jumlah infeksi, rawat inap, dan kematian yang terus meningkat.
"Tujuannya harus untuk mengeluarkan vaksin dari ruang penyimpanan dan sampai ke tangan masyarakat, dan saya pikir kita harus mendapatkan dosis pertama dan mengandalkan proses manufaktur untuk memberikan dosis kedua tepat waktu," kata Dr. Amesh. Adalja, seorang sarjana senior di The Johns Hopkins Center for Health Security.
“Saya juga akan menambahkan bahwa masalahnya bukan soal pasokan tapi kemampuan untuk benar-benar memberikan vaksin secara fisik, jadi ini perlu dibarengi dengan kemampuan mendirikan klinik vaksinasi, lokasi vaksinasi massal, dan melatih para pemberi vaksin,” kata Adalja.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: