Ada sedikitnya 10 peristiwa di sepanjang kuartal II-2020 atau periode April-Juni 2020 yang menjadi triger utama pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi -5,32% secara year to year (yoy), menurut Badan Pusat Statistik (BPS). 10 peristiwa tersebut berhubungan erat dengan penyebaran virus corona atau Covid-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, peristiwa yang pertama yakni terjadinya pandemi Covid-19 yang menimbulkan goncangan ekonomi yang mengarah pada resesi global. Berbagai kebijakan yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 seperti penutupan sekolah, kegiatan bisnis dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mengakibatkan penurunan tingkat konsumsi dan investasi.
"Pandemi Covid-19 ini telah membawa dampak yang luar biasa buruk bagi dunia. Pandemi telah menciptakan efek domino dari masalah kesehatan menjadi masalah sosial dan masalah ekonomi. Dan dampaknya menghantam seluruh lapisan masyarakat dari RT, UMKM, sampai dengan tingkat korporasi," ujar Suhariyanto di Jakarta, Rabu (5/8/2020).
Kedua, kata Suhariyanto, yakni penurunan harga komoditas migas dan pertambangan di pasar internasional yang mengalami penurunan. Kemudian juga ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia yang mengalami kontraksi akibat pembatasan aktivitas, untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
"Misalnya salah satu contoh, harga minyak mentah Indonesia atau ICP pada triwulan (Kuartal) I-2020 masih US$52,07 per barel, tapi pada triwulann (kuartal) II-2020, harganya jatuh jadi US$27,67 per barel atau mengalami penurunan sebesar 46,26% secara kuartal ke kuartal (Q to Q)," jelasnya.
Peristiwa keempat, lanjut Suhariyanto, yakni terjadinya inflasi sebesar 0,32% (Q to Q), namun bila dibandingkan dengan posisi Juni 2019, terjadi inflasi 1,96% (yoy).
Selanjutnya yaitu realisasi belanja APBN triwulan/kuartal II-2020 yang mencapai Rp616,55 triliun atau 21% dari pagu 2020 sebesar Rp2.739,17 triliun, naik dibandingkan realisasi belanja APBN pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp582,64 triliun atau 23,67% dari pagu 2019 yang dipatok sebesar Rp2.461,11 triliun.
"Kenaikan realisasi belanja negara atau APBN pada Kuartal II-2020 ini terjadi karena naiknya realisasi belanja pemerintah pusat dan juga ada kenaikan realisasi belanja untuk transfer ke daerah dan dana desa. Realisasi belanja pemerintah pusat, dipicu oleh belanja bansos. Pada kuartal II ini naik tinggi sekali, yatu 55,87%," jelasnya.
Sementara itu, pada saat yang sama, BKPM juga mencatat Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selama kuartal II-2020 menurun 8,9% (Q to Q) menjadi Rp191,9 triliun atau menurun 4,3% secara tahunan (yoy).
"Itu menjadi peristiwa keenam yang terjadi sepanjang kuartal II-2020," tuturnya.
Faktor selanjutnya yakni terjadinya penurunan produksi mobil dan penjualan mobil, penurunan produksi motor dan penjualan motor di sepanjang kuartal II-2020.
"Produksi mobil di Kuartal II-2020 sebanyak 41,520 unit, turun sebesar 87,34% secara Kuartalan (Q to Q), sedangkan penjualan mobil secara wholesale hanya sebesar 24.042 unit atau turun 89,85% (Q to Q) dan 89,44% secara tahunan (yoy)," jelasnya.
"Adapun penjualan sepeda motor di kuartal II-2020 sebanyak 313,625 unit, atau turun 80,06% secara kuartalan (Q toQ) dan turun 79,70% secara tahunan (yoy)," sambungnya.
Kemudian peristiwa kesembilan yakni terjadinya penurunan produksi dan permintaan semen di kuartal II-2020. Hal ini menandakan sektor properti yang merupakan salah satu triger perekonomian mengalami penurunan kinerja.
Terakhir adalah penurunan jumlah wisatawan mancanegara hingga 81,49% secara kuartalan (Q to Q) atau 87,81% secara tahunan (yoy) menjadi 482,65 ribu kunjungan wisatawan saja.
"Dampaknya pada sektor pendukung, seperti transportasi, tingkat penghunian kamar, dan juga sektor ekonomi kreatif seperti kriya, kuliner, dan sebagainya mengalami kontraksi," pungkasnya.
Berikut adalah struktur pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020:
Total : - 5,32%
Untuk perbandingan berikut sumber pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2019 :
Total : 5,05%
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: