Kategori Berita
Media Network
Rabu, 15 JULI 2020 • 15:48 WIB

Hasil Kajian Menyebut Potensi Ekonomi Kurban Nasional Capai Rp20,5 Triliun

Dokter hewan mengecek kesehatan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Cakung, Jakarta Timur, Jumat (10/7/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Hasil kajian dari Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan, potensi ekonomi kurban nasional tahun 2020 mencapai Rp20,5 triliun, yang berasal dari 2,3 juta orang pekurban atau shahibul qurban di seluruh Indonesia

"Kurban tidak hanya ritual ibadah, namun telah menjadi tradisi sosial-ekonomi besar tahunan. Sebagai negara muslim terbesar, potensi kurban di Indonesia sangat signifikan," ujar Peneliti IDEAS Askar Muhammad dalam diskusi pemaparan hasil riset IDEASTalk dengan tajuk ‘Ekonomi Kurban 2020’, yang dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting, Rabu (15/07/2020).

Askar menjelaskan, proyeksi tersebut bersumber dari perkiraan 62,4 juta keluarga muslim Indonesia, dimana 9% diantaranya adalah kelas menengah-atas dengan pengeluaran per kapita di atas Rp2,5 juta per bulan, didapatlah 5,6 juta keluarga muslim sejahtera.

“Dari 5,6 juta keluarga muslim sejahtera ini, kami perkirakan 40% diantaranya melakukan ibadah kurban, dengan asumsi satu keluarga berkurban satu hewan kurban,” katanya.

Askar menambahkan bahwa 2,3 juta orang perkiraan muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi menjadi pekurban (shahibul qurban) ini, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing dan domba sekitar 1,9 juta ekor, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 452 ribu ekor. 

Dokter hewan mengecek kesehatan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Cakung, Jakarta Timur, Jumat (10/7/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Dengan asumsi marjin perdagangan dan pengangkutan hewan ternak adalah 20% serta tingkat harga rata-rata kambing/domba di tingkat produsen Rp1,9 juta per ekor dan sapi/kerbau Rp15,0 juta per ekor, IDEAS memperkirakan nilai ekonomi dari kurban 2020 sekitar Rp20,5 triliun.

“Dengan asumsi berat kambing-domba antara 20-80 kg dengan berat karkas 42,5%, serta berat sapi-kerbau antara 250-750 kg dengan berat karkas 50%, maka potensi ekonomi kurban 2020 dari sekitar 2,3 juta hewan ternak ini setara dengan 117 ribu ton daging,” ungkapnya. 

Sebagai pembanding, sepanjang tahun 2019 yang lalu, produksi daging sapi dan kerbau nasional adalah 514 ribu ton, sedangkan produksi daging kambing dan domba 163 ribu ton. Fakta ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi dari ritual tahunan kurban tidak dapat dipandang kecil.

Potensi Kurban yang Tidak Merata 

Potensi kurban Indonesia tidak terdistribusi secara merata. Hal ini mencerminkan kesenjangan pendapatan antar wilayah di Indonesia. Kesenjangan yang lebar terjadi antara daerah perkotaan Jawa dengan wilayah lainnya. Potensi kurban terbesar datang dari wilayah aglomerasi utama Jawa dimana mayoritas kelas menengah muslim dengan daya beli tinggi berada.

“Dari sekitar 5,6 juta keluarga muslim kelas menengah-atas Indonesia, 71% diantaranya berada di Jawa. Dan dari sekitar 4,0 juta keluarga muslim sejahtera di Jawa ini, 2,0 juta diantaranya berada di Jabodetabek dan 1,0 juta lainnya tersebar di Bandung Raya, Surabaya Raya, Yogyakarta Raya, Semarang Raya dan Malang Raya,” ungkap Askar. 

Dengan kelas menengah-atas muslim terkonsentrasi di perkotaan utama Jawa, maka potensi kurban terbesar kami perkirakan datang dari wilayah-wilayah ini.

Dokter hewan mengecek kesehatan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Cakung, Jakarta Timur, Jumat (10/7/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

"IDEAS memproyeksikan pasar hewan kurban terbesar adalah Jabodetabek dengan permintaan 184 ribu sapi dan 673 ribu kambing-domba, berturut-turut setara dengan 41% dan 36% permintaan sapi dan kambing-domba kurban nasional," jelasnya. 

Keseluruhan wilayah aglomerasi utama Jawa diproyeksikan membutuhkan 273 ribu sapi dan 995 ribu kambing-domba, setara dengan 60% dan 53% permintaan sapi dan kambing-domba kurban nasional. Dengan sentra ternak nasional berada di daerah pedesaan Jawa dan luar Jawa, maka setiap Idul Adha selalu menjadi momentum keriuhan arus perdagangan hewan kurban. 

“Arus perdagangan utama hewan kurban ini kami proyeksi terjadi, terutama dari sentra sapi potong di Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, serta dari sentra kambing-domba di Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah, menuju pasar utama kurban nasional yaitu Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Malang dan Semarang,” pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Hasil Kajian Menyebut Potensi Ekonomi Kurban Nasional Capai Rp20,5 Triliun

Link berhasil disalin!