Paling Tinggi, Jumlah Kasus Kematian Covid-19 di Jawa Timur Tembus 1.053 Orang

Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien Covid-19. (INDOZONE/Arya Manggala)

Angka kasus kematian di Provinsi Jawa Timur telah melampaui angka seribu, yakni kini sebanyak 1.053 orang. Jumlah tersebut pun telah mengalahkan DKI Jakarta yang saat ini sebanyak 649 orang, dan merupakan tertinggi di Indonesia.

Pada penambahan kasus kematian hari ini, Jawa Timur juga menyumbang angka paling tinggi, yakni sebanyak 33 orang. Kemudian tertinggi lainnya disusul oleh Jawa Tengah, dengan penambahan kasus meninggal sebanyak 15 orang.

Menurut Yuri, persentase kematian akibat paparan virus corona di Indonesia masih berada di atas rata-rata persentase kematian secara global atau dunia, yakni sekitar 5,0%. Sedangkan, global berada di sekitar 4,47%.

“Kalau kita bandingkan angka kematian secara global, angka kematian dari kasus corona yang positif secara global memang angka kita masih berada di atas rata-rata global. Kita masih berada di sekitar 5,0%, sementara global 4,47%,” ucap Yuri dalam video conference di BNPB, Jakarta, Senin (6/7/2020).

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan bahwa angka kematian akan bisa melonjak secara dinamis, karena ditemukannya kasus positif Covid-19 yang banyak pula. Namun, ia menyebutkan bahwa pemerintah berupaya untuk melakukan perawatan yang maksimal.

“Oleh karena itu, dan angka ini akan terus dinamis dengan semakin banyak kita temukan kasus yang kemudian mampu kita isolasi, kita rawat dengan baik, maka sudah barang tentu angka kematian ini akan turun juga, persentase juga turun,” tutupnya.

Sekadar diketahui, kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 1.209 orang, sehingga total menjadi 64.958 orang. Kasus sembuh bertambah 814 orang, sehingga total 29.919 orang, kasus meninggal 70 orang sehingga menjadi 3.241 orang.

Artikel Menarik Lainnya:

• Rekonstruksi di Markas John Kei di Bekasi, Warga Bersorak Beri Dukungan
• Sebelum Serang Nus Kei cs, Kelompok John Kei: Anjing-anjing Itu Harus Mati
• HUT RI ke-75 saat Pandemi, Upacara di Istana Negara Tetap Ada?