Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, seluruh kebijakan yang saat ini dikeluarkan oleh pemerintah, sudah mempertimbangkan faktor risiko terhadap potensi penurunan pertumbuhan ekonomi, bahkan hingga skenario terberat bisa mencapai minus 0,4% di 2020 ini.
Sebagaimana diketahui, penyebaran virus corona (Covid-19) ini benar-benar membuat ekonomi dunia termasuk Indonesia terhantam di tahun ini.
"KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini turun jadi 2,3% dan lebih buruk bisa negatif 0,4%. Sehingga kondisi ini menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi dan berpotensi menekan lembaga keuangan karena kredit tidak bisa dibayarkan dan perusahaan alami kesulitan dari revenue," ujar Sri Mulyani dalam video confference hari ini, Rabu (1/4/2020).
Sri Mulyani mengakui, ancaman terhadap stabilitas keuangan nasional saat ini sangat nyata. Koreksi terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan penurunan konsumsi rumah tangga yang luar biasa, disamping juga penurunan realisasi investasi di Indonesia.
Sri Mulyani mengungkapkan, sejumlah lembaga dunia juga sudah memberikan proyeksi jika ekonomi dunia menuju resesi.
"KSSK terus memonitor semenjak awal tahun ini dari merebaknya covid-19 sampai 200 negara di dunia. Reaksi ekonomi benar-benar menimbulkan gejolak luar biasa," tuturnya.
Hanya dalam satu bulan, lanjut Sri Mulyani, IMF telah memproyeksikan Covid-19 ini akan membuat ekonomi dunia resesi.
"Atau pertumbuhannya negatif. Tadinya padahal proyeksinya ekonomi global tumbuh di atas 3%," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: