BREAKING NEWS
|
MINGGU, 22/06/2025
|
Kongres Amerika Serikat saat mengumumkan pemakzulan Donald Trump. (Reuters/Tom Brenner)
Kongres Amerika Serikat (House of Representative) yang didominasi oleh Partai Demokrat, sepakat untuk menjatuhkan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump, dalam voting dengan dua dakwaan yang dilakukan di Gedung Capitol, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (18/12) malam waktu setempat.
Kendati Kongres menyepakati untuk melakukan pemakzulan terhadap Donald. Namun, proses untuk menurunkan Trump, sejatinya masih panjang. Usai voting yang disepakati di Kongres, hasilnya akan dibahas dalam Senat Amerika Serikat dalam persidangan. Jika ingin memakzulkan Trump, perlu kesepakatan dari dua pertiga suara di Senat Amerika Serikat.
Sejarah Amerika Serikat mencatat, pemakzulan yang diajukan terhadap presiden, selalu gagal di Senat Amerika Serikat. Ini yang dialami oleh Bill Clinton dan Andrew Jhonson. Sementara, Richard Nixon memilih untuk mengundurkan diri, sebelum sidang Senat Amerika Serikat.
Di Asia, ada Presiden Pakistan Pervez Musharraf yang mengundurkan diri setelah dihadapkan pada rencana pemakzulan pada tahun 1998 lalu. Selain Negeri Paman Sam, sejumlah pemimpin negara di berbagai belahan dunia juga pernah mengalami pemakzulan, bahkan hingga benar-benar turun dari kekuasaannya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa di antaranya:
Presiden keempat mendiang almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dimakzulkan dalam Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001. Pangkal perkaranya, tudingan penyalahgunaan Dana Yanatera Bulog dan bantuan Sultan Brunei Darussalam. Ada juga kisruh pergantian Kapolri yang membuat ia bersinggungan dengan DPR.
Masih di Asia, ada Seyyed Abolhassan Banisadr, presiden pertama Iran pada tahun 1979 setelah berakhirnya sistem monarki. Ia dimakzulkan parlemen pada 20 Juni 1981 karena dianggap tidak memiliki efektifitas politik.
Negara Asia lain yang presidennya pernah dimakzulkan adalah Filipina. Joseph Ejercito Estrada, presiden ke-13 Filipina ini dilantik pada tahun 1998. Mantan aktor ternama ini dituding melakukan korupsi dan dimakzulkan pada tahun 2001.
Negeri Gingseng pun pernah mengalami pemakzulan Presiden. Ini dialami oleh Park Geun-hye yang dilantik sebagai presiden tahun 2013. Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Korea Selatan memutukan Park terlibat dalam skandal bersama teman dekatnya Choi Soon-sil, terkait dakwaan penyuapan, korupsi dan kolusi.
Bergeser ke Eropa, Lithuania menjadi negera di Benua Biru yang pernah memiliki sejarah pemakzulan presiden. Dilantik pada tahun 2003, Rolandas Paksas dimakzulkan pada tahun 2004 oleh Parlemen Lithuania, lantaran tidak menghormati konstitusi dan ingkar janji. Termasuk tuduhan bisnis ilegal dan pemberian status kewarganegaraan secara tidak sah pada Yuri Borisov.
Presiden Ukraina Viktor Yanukovych dimakzulkan oleh Parlemen Ukraina pada 22 Februari 2014, akibat kerusuhan dalam unjuk rasa di Kiev yang membuat 77 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Bahkan, Yanukovych menghadapi tuduhan pembunuhan massal para pengunjuk rasa.
Negeri Beruang Merah ini pun sempat mengalami sejarah pemakzulan. Adalah Boris Yeltsin, presiden pertama Rusia setelah era Uni Sovyet yang pernah menghadapi pemakzulan. Tidak tanggung-tanggung, ia pernah 3 kali menghadapi pemakzulan yang diajukan Parlemen Rusia. Pemakzulan pertama pada 28 Maret 1993 dengan tuduhan kontaminasi konstitusi. Namun, ini sukses dilewatinya. Pemakzulan kedua dan ketiga dihadapinya pada 22 September 1993 dan 1999. Keduanya juga gagal karena tidak mencapai suara minimum dalam voting.
Dari Amerika Latin, ada Presiden Brazil Dilma Roussef yang dimakzulkan pada tahun 2016. Tuduhan yang diajukan oleh Majelis Rendah Parlemen Brazil terkait manajemen anggaran. Dilma pun digantikan oleh wakilnya.
Dilantik sebagai Presiden pada tahun 2008, Fernando Lugo dimakzulkan oleh Kongres Paraguay pada tahun 2012 dengan tuduhan nepotisme dan pembebasan lahan yang provokatif. Lugo mengakui tuduhan tersebut dan digantikan oleh wakilnya Federico Franco.
Negeri yang tengah dilanda krisis ekonomi ini juga pernah memiliki sejarah pemakzulan Trump. Adalah Carlos Andres Perez Rodiguez. Sukses menjabat sebagai presiden pada tahun 1974-1979 dengan kesuksesan ekspor minyak hingga ada julukan Saudi Venezuela yang memakmurkan masyarakatnya. Pria yang dijuluki El Gocho ini menghadapi pemakzulan di penghujung periode kedua pemerintahannya tahun 1989-1993.
Menghadapi krisis ekonomi di penghujung 80-an, krisis sosial dalam negeri, pemberontakan dalam peristiwa Carazo dan dua kali upaya kudet pad atahun 1992. Ia pun dimakzulkan sebagai presiden oleh Mahkamah Agung Venezuela pada Mei 1993. Tuduhannya, penyalahgunaan dana khusus presiden sebesar 250 juta bolivar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber:
News 
Z Campus 
Arena 
Hiling 
Ekobiz 
Otogaz 
Tekingame 
Spotlight 
Lifestyle 
Fadami 
